Siswa Madrasah di Jombang Dilarang Bawa Lato-lato ke Sekolah

Para guru memeriksa tas anak-anak. Satu per satu tas diperiksa dan hasilnya masih ada anak-anak yang membawa mainan tersebut ke sekolah. Mereka menaruhnya di dalam tas.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 11:00 WIB
Bukti bahwa lato-lato punya sejarah yang panjang pernah didokumentasikan dalam sebuah video dokumenter tahun 1971 dengan latar suara berbahasa Belanda (Nederlands Instituut voor Beeld en Geluid-Wikipedia Creative Commons)
Bukti bahwa lato-lato punya sejarah yang panjang pernah didokumentasikan dalam sebuah video dokumenter tahun 1971 dengan latar suara berbahasa Belanda (Nederlands Instituut voor Beeld en Geluid-Wikipedia Creative Commons)

Liputan6.com, Jombang - Madrasah Ibtidaiyah di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur melarang murid membawa mainan lato-lato ke lingkungan sekolah karena dinilai dapat membahayakan jika dimainkan. Terkait larangan tersebut, guru di sekolah tersebut melakukan razia.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Desa Genukwatu Miftahudin mengemukakan pihak sekolah sudah meminta kepada wali murid agar anak-anak tidak membawa mainan lato-lato ke sekolah.

"Kami sudah mengimbau agar anak-anak tidak membawa mainan lato-latonya ke sekolah. Lato-lato kan keras, jadi kami mengantisipasinya, apalagi pernah ada yang kena lato-lato," kata Miftahudin di Jombang, dilansir dari Antara, Selasa (17/1/2023).

Ia mengatakan, razia dilakukan sebelum jam pelajaran berlangsung. Guru-guru dibagi menjadi beberapa tim, sehingga razia bisa segera diselesaikan.

Para guru memeriksa tas anak-anak. Satu per satu tas diperiksa dan hasilnya masih ada anak-anak yang membawa mainan tersebut ke sekolah. Mereka menaruhnya di dalam tas.

Guru yang mendapati mainan lato-lato murid tersebut langsung membawa mainan ke ruang guru. Namun, murid diizinkan untuk membawanya lagi setelah jam pelajaran sekolah berakhir.

Ia mengakui, razia ini beberapa kali dilakukan. Saat awal, banyak anak-anak yang membawa mainan ini, namun kini hanya beberapa saja yang ditemukan guru.

Pihaknya menambahkan pemeriksaan ini rutin digelar karena dinilai permainan tersebut meresahkan dan membahayakan.

Ia berharap, dengan pemeriksaan yang dilakukan itu, mereka menjadi lebih sadar untuk tidak membawa mainan itu ke sekolah dan lebih berhati-hati saat memainkan lato-lato.

Pihak sekolah juga berharap agar wali murid memeriksa barang bawaan anak-anak sebelum berangkat sekolah.

"Kami berharap anak-anak tidak membawa lato-lato ke sekolah," kata Miftahudin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bukan Larangan Resmi

Lato-lato adalah mainan zaman dahulu yang sempat populer di Indonesia sejak era 1990-an. Kini, mainan yang mengeluarkan suara nok nok itu kembali viral.

Bahkan, Presiden Joko Widodo pun sempat mencoba mainan tersebut saat berkunjung ke Subang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jombang Taufiqurrahman mengatakan hingga sekarang belum ada larangan resmi terkait dengan membawa mainan lato-lato di sekolah.

"Kalau mereka bermain saat istirahat saya kira belum ada larangan, kecuali dalam perkembangan mengganggu konsentrasi dan prestasi siswa tentu akan dievaluasi," katanya.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jombang Arif Hidayatullah menambahkan di wilayah madrasah Jombang hingga kini belum ada laporan adanya korban akibat mainan lato-lato.

 


Imbauan

Namun, pihaknya juga mendukung jika dari sekolah mengeluarkan imbauan dan larangan untuk membawa mainan tersebut ke sekolah.

"Diimbau untuk tidak menggunakan lato-lato, khawatirnya pecah bisa mengenai kepala siswa ini kan bahaya. Selain itu, jangan sampai mengganggu proses belajar mengajar dan ketiga suaranya bising," kata Arif Hidayatullah.

Di wilayah Kementerian Agama Kabupaten Jombang yang diketahui sudah mengimbau untuk tidak membawa mainan lato-lato ada beberapa sekolah termasuk MIN 1 Jombang dan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Secara jumlah, ada 816 madrasah baik tingkat Raudhah Athfal (RA/ setingkat TK) hingga madrasah aliyah (MA) di wilayah Jombang.

Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya