Liputan6.com, Jember - Maryam Tsaqifah Muwahhidah, mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember, membuat inovasi membuat permen lunak non sukrosa dengan perasa serai dan lemon yang bisa menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi.
"Ide permen lunak non sukrosa muncul saat dosen saya, Pak Aji Sukoco menantang kami untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa di internal FTP,”ujar Maryam, Kamis (26/1/2023).
Advertisement
Baca Juga
Kata Maryam, Berdasarkan referensi yang dibaca baca, angka penderita karies gigi pada anak di Indonesia tergolong tinggi. Lalu muncul ide membuat permen lunak non sukrosa yang sehat karena tanpa gula dan bisa mencegah karies gigi.
Advertisement
“Jadi orang tua tak perlu khawatir anaknya bakal kena masalah gigi sebab dengan mengkonsumsi permen ini justru menghambat bakteri penyebab karies gigi,” jelas Maryam.
Maryam membuat permen lunak non sukrosa dengan menggunakan sediaan nanoemulsi dari kombinasi minyak esensial serai dan lemon. Serai adalah salah atu tanaman yang mudah didapatkan, sementara untuk minyak esensial lemon, Ifah memanfaatkan kulitnya yang sering terbuang jadi limbah.
Pemilihan minyak esensial serai dan lemon selain memberikan rasa, juga sebagai bahan utama yang akan menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi. Pasalnya dari penelitiannya di Rumah Sakit gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember, senyawa bioaktif keduanya terbukti efektif mencegah perkembangan bakteri penyebab karies gigi.
“Serai mengandung aktioksidan, antimikroba, anti radang bahkan mengurangi resiko kanker. Sementara lemon penuh dengan vitamin C, mikro nutrisi dan antioksidan seperti asam sitrat, hesperidin dan diosmin. Adanya lemon juga memberikan rasa segar yang khas untuk permen,” paparnya.
“Saya sengaja membuat sediaan kombinasi minyak esensial serai dan lemon dalam bentuk nanoemulsi dengan tujuan dapat meningkatkan bioavailabilitas senyawa bioaktif dalam minyak tersebut sehingga aktivitas antibakterinya dapat meningkat,” tutur Maryam.
Terima Penghargaan Kemendikbud
Ketekunan maryam meneliti pangan fungsional khususnya di bidang kesehatan ternyata mendapatkan banyak apresiasi, diantaranya mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta 2021 dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek sebesar Rp 10 juta rupiah. Penerima pendanaan program kreativitas mahasiswa gagasan Futuristik dan Konstruktif (PKM GFK) 2021.
Medali emas kategori poster pada kegiatan “Food and Biocomplex Innovation” di Universitas Brawijaya. Juara kedua kategori poster pada ajang Kepedulian Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Pangan (KM2P), medali emas pada Global Young Scientist Challenge (GYSC) kategori Healthcare 2020 dan prestasi lainnya.
Walaupun penelitiannya masih di skala laboratorium, tetapi, rasa permen buatan Maryam tak kalah dengan permen di pasaran. Oleh karena itu maryam berharap ada industri yang tertarik mengembangkan permen non sukrosa anti karies gigi hasil penelitiannya.
“Mudah-mudahan hasil penelitian dan penemuan saya ini bisa dirilik industri besar untuk bisa dikembangkan dan diproduksi masal,” pungkasnya.
Advertisement