BSKDN Bakal Gelar Lokakarya Bahas Aspirasi Publik soal Pemerintahan Desa

Menurut Yusharto, aspirasi yang tertampung dalam Musrenbang merupakan bentuk dinamika tata kelola pemerintahan desa yang aspiratif, dinamis, dan berkembang.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 07 Feb 2023, 20:14 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2023, 20:14 WIB
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo. (Istimewa)
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bakal menggelar lokakarya untuk membahas aspirasi publik soal pemerintahan desa.

Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo saat memimpin Rapat Persiapan Kegiatan Lokakarya Dinamika Pemerintahan Desa menyatakan, aspirasi tersebut seperti yang disampaikan oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Asosisasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), dan Asosisasi Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI).

"Penyampaian aspirasi tersebut perlu disikapi dengan bijak sebagai wujud dinamika penyelenggaraan pemerintahan desa ke arah tata kelola pemerintahan desa yang lebih baik," tutur Yusharto, Selasa (7/2/2023).

Yusharto mengatakan, sejumlah aspirasi yang disampaikan asosiasi tersebut perlu menjadi perhatian bersama. Dirinya menekankan, perlunya mengkaji apakah aspirasi yang disampaikan murni muncul dari asosiasi yang bersangkutan atau melalui asesmen maupun penelusuran aspirasi warga desa yang tertampung dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa (Murenbang Desa).

"Kemudian, apakah aspirasi yang disampaikan tersebut juga tertampung pada forum Musrenbang kecamatan, Musrenbang kabupaten, hingga Musrembang provinsi untuk kemudian menjadi substansi bahasan Musrenbang nasional dan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang berkenaan saat ini yakni tahun 2023," jelasnya.

Menurut Yusharto, aspirasi yang tertampung dalam Musrenbang merupakan bentuk dinamika tata kelola pemerintahan desa yang aspiratif, dinamis, dan berkembang. Dirinya menyebutkan aspirasi tersebut juga menjadi bentuk usulan yang partisipatif dan bersifat buttom up dari pemerintah tingkat bawah atau masyarakat.

Kajian Komprehensif

"Apabila terdapat usulan kebijakan baru yang belum tertampung dalam regulasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (tentang Desa) akan menjadi pokok-pokok pikiran yang masuk dalam Prolegnas sebagai langkah awal dalam melakukan revisi Undang-Undang 6 Tahun 2014," kata Yusharto.

Namun, apabila aspirasi yang disampaikan tidak masuk dalam hasil Musrenbang, maka perlu dilakukan kajian atau penelitian komprehensif oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 78 2021 tentang BRIN. Regulasi tersebut mengatur kegiatan kajian dan penelitian sepenuhnya sebagai ranah tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab BRIN.

Sejalan dengan itu, lanjut dia, BSKDN Kemendagri berperan melakukan inisiasi kegiatan Lokakarya Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. "Lokakarya ini guna mencari berbagai masukan, saran atau pandangan narasumber atau pakar untuk dianalisis sebagai bahan pertimbangan kebijakan Bapak Menteri dalam menyikapi aspirasi yang disampaikan beberapa asosisasi tersebut," pungkasnya.

Infografis Kombinasi Vaksin Covid-19 untuk Booster II. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kombinasi Vaksin Covid-19 untuk Booster II. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya