Moeldoko Dorong Perguruan Tinggi Riset Ketahanan Pangan dan Energi

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendorong perguruan tinggi terus melakukan riset di bidang ketahanan pangan dan energi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 25 Mar 2023, 10:06 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2023, 10:06 WIB
Kepala Stap Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat memberian kuliah umum di Universitas Jember (Istimewa)
Kepala Stap Kepresidenan (KSP) Moldoko saat memberian kuliah umum di Universitas Jember (Istimewa)

Liputan6.com, Jember - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendorong perguruan tinggi terus melakukan riset di bidang ketahanan pangan dan energi. Selain itu juga membantu sosialisasi kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan dan energi kepada masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

"Dunia saat ini tengah menghadapi tiga masalah besar, yakni krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan," ujarnya saat kuliah umum “Ketahanan Pangan dan Energi Untuk Indonesia Maju” di Gedung Auditorium Universitas Jember, Jumat (24/3/2023).

Menurut Moeldoko, krisis pangan disebabkan adanya kebijakan masing-masing negara yang ingin melindungi produk domestik, fenomena konversi produk pangan menjadi energi dalam bentuk biofuel dan peristiwa gagal panen gara-gara perubahan iklim.

Semuanya diperparah dengan kejadian perang antara Rusia dengan Ukraina. Gabungan faktor tersebut menjadikan harga produk pangan melejit.

“Oleh karena itu pemerintah bersiap menghadapi fenomena alam El Nino yang membawa dampak kekeringan dan mundurnya musim hujan. Fenomena El Nino diperkirakan melanda Indonesia pada sekitar Desember 2023. Padahal pada bulan tersebut sudah mulai memasuki masa panen raya padi. Kita harus mengantisipasi potensi gagal panen yang mungkin terjadi sehingga tidak menimbulkan gejolak, apalagi tahun 2024 adalah tahun politik,” jelas Moeldoko.

Untuk mengatasi krisis pangan, menurut Moeldoko, pemerintah sudah banyak melakukan usaha, baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

Diantaranya melalui usaha peningkatan produksi pangan, pembukaan lahan pertanian baru melalui food estate, termasuk menggalakkan pupuk organik. Oleh karena itu Moeldoko mengapresiasi langkah Universitas Jember yang telah banyak menghasilkan produk penelitian terkait ketahanan pangan.

 

Masalah Kepemilikan Lahan yang Sempit

“Masalah petani kita adalah kepemilikan lahan yang sempit, tak punya modal dan akses ke teknologi yang masih kurang. Pemerintah sudah berusaha memberikan lahan melalui beragam cara seperti perhutanan sosial dan bantuan kredit ringan. Khusus untuk di bidang teknologi, saya berharap perguruan tinggi turut mengambil peran,” kata Moeldoko.

Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menilai kegiatan kuliah umum bertema ketahanan pangan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi yang dipimpinnya.

“Soko guru perekonomian Indonesia adalah pertanian, sebagian besar penduduknya pun petani. Oleh karena itu memperkuat dasar pertanian dengan menyejahterakan petani menjadi kunci," ujarnya. Dan Universitas Jember memiliki visi dan misi mengembangkan dan memajukan agroindustri, ma

 

 

 

Infografis Ragam Tanggapan Larangan Turis Asing Pakai Sepeda Motor Sewaan di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Larangan Turis Asing Pakai Sepeda Motor Sewaan di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya