Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari menyatakan, partainya memperhitungkan sosok Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.
Baca Juga
"Sebenarnya sudah banyak kajian-kajian dari beberapa pihak yang menafsirkan maksud Jawa itu Bu Khofifah, memang juga dari Partai Nasdem juga cukup memperhitungkan beliau," katanya, Kamis (30/3/2023).
Advertisement
Taufik mengatakan alasan NasDem memperhitungkan Khofifah karena beberapa faktor. Diantaranya merupakan sosok kepala daerah di Jawa Timur serta memiliki basis massa yang diyakini mampu mendongkrak perolehan suara Anies.
"Punya basis masa yang militan tentu akan sangat mengisi apabila berpasangan dengan Pak Anies," paparnya.
Kendati demikian, Partai NasDem enggan ambisius mendorong Khofifah menjadi bakal cawapres Anies. Karena keputusan ada di Anies Baswedan dan perlu dibicarakan bersama partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
"Sekali lagi karena kita sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Anies untuk menentukan cawapresnya, maka biarlah ini berlangsung secara natural termasuk juga kita bicarakan secara bersama-sama dengan partai lain," imbuh Taufik.
Harapan Relawan
Relawan IndonesiAnies mengharapkan Anies Baswedan tidak memilih calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024 hanya karena populer. Relawan berharap Anies memilih calon pendamping yang memiliki visi dan misi sejalan.
“Kami ingin mendorong cawapres yang memiliki visi-misi ke-Indonesiaan, kompetensi dan rekam jejak yang bersih, tidak semata-mata karena populer,” ujar Koordinator Relawan IndonesiAnies, Anshar dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).
Anshar mengatakan popularitas mungkin saja menjadi aspek penentu dalam sosialisasi pilpres, tapi tidak menjadi penentu untuk memajukan Indonesia.
“Seperti cita-cita kami, Indonesia harus dipimpin pemimpin besar dengan pikiran-pikiran yang besar. Maka cawapres dari Anies harus memiliki chemistry yang kuat dengannya,” kata Anshar.
Advertisement