Akses ke TPA Karangbendo Diblokir Warga, Sampah di Kota Banyuwangi Mulai Menumpuk

Aksi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan oleh warga Desa Badean Banyuwangi. Mereka melarang sejumlah truk sampah untum membuang buatan di TPA Karangbendo.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 17 Jul 2023, 20:04 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 20:04 WIB
Truk pengangkut sampah ke TPA Karangbendo Banyuwangi ditahan warga. (Hermawan/Istimewa)
Truk pengangkut sampah ke TPA Karangbendo Banyuwangi ditahan warga. (Hermawan/Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Aksi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan oleh warga Desa Badean Banyuwangi. Mereka melarang sejumlah truk sampah untuk membuang muatan ke TPA Karangbendo.

Akibatnya, sampah di sejumlah titik di kota Banyuwangi mulai menumpuk. Sebab, sejak Jumat 14 Juli 2023 2023 sampah tidak diangkut ke TPA.

Bahkan puluhan truk yang sudah mengakut sampah terpaksa kembali dan berhenti di sejumlah tempat pembuangan sementara, karena ditolak warga untuk melanjutkan perjalanan membuang sampah di TPA Karangbendo.

Plt Kepala Dimas Lingkungan Hidup Banyuwangi Dwi Handajani membenarkan ditutupnya TPA Karangbendo oleh warga. 

"Benar, ini sampah sementara masih belum bisa terangkut ke TPA karena ada penolakan dari masyarakat. Kita ini masih lakukan negosiasi agar bisa kembali dibuka TPA tersebut,"ujarnya, Senin, (17/7/2023).

Kata dia, penutupan TPA Karangbendo bermula karena masyarakat yang merasa keberadaan TPA tersebut mengeluarkan bau cukup menyengat. Itu terjadi lantaran adanya banjir imbas intensitas hujan cukup tinggi beberapa waktu lalu.

"Sebelumnya tidak ada masalah, namun karena terjadi banjir bau kurang sedap keluar. Namun kita sudah melakukan penanganan bersama instansi terkait, seperti dinas pengairan, dinas Kesehatan untuk penanganan bau menyengat ini," tambah Yani sapaan akrab Dwi Handajani.

Kata Yani, pihaknya masih terus negosiasi agar TPA Karangbendo tersebut bisa dibuka kembali untuk pengelolaan sampah akhir. Sebab, jika tidak ada tempat pembuangan akhir sampah pengelolaan sampah akan berhenti dan dampaknya akan lebih luas.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa kembali megizinkan untuk beroperasinya TPA Karangbendo tersebut, sebab jika tidak pengelolaan sampah tidak bisa berjalan," paparnya.

Yani menuturkan, setiap harinya ada 33 truk yang mengirim sapah dari sejumlah TPS di sejumlah kecamatan Banyuwangi. Dari puluhan truk sampah itu. Ada sekitar 298 ton sampah rumah tangga per harinya yang di kelola di TPA Karangbendo.

"Tidak seluruh kecamatan mengirim sampah di TPA Karangbendo ini. Karena sejumlah wilayah terutama di wilayah pedesaan itu mengelolah sampahnya sendiri di lahan yang sudah ada. Jadi yang di kelola di TPA karang bendo ini per harinya 198 ton atau sekitar 33 truk," paparnya.

 

Beri Kompensasi Warga

Kepala Desa Badean Banyuwangi Nursyamsi mengatakan, sejak November 2022 lahan bekas galian C yang telah direklamasi milik Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk dijadikan TPA.

Niat baik tersebut dilakukan karena Banyuwangi, kala itu kesulitan mencari solusi lokasi TPA. Sementara setiap hari masyarakat terus memproduksi sampah.

"Masyarakat Desa Badean pun juga buang sampah ke TPS Karangbendo. Maka dari itu Pemerintah Desa Badean akan mencari solusi lokasi pembuangan sampah baru, ketika TPA Karangbendo benar- benar di tutup," tuturnya.

Sebenarnya sejak TPA Karangbendo beroperasi Pemkab Banyuwangi terus memberi kompensasi. Salah satunya bantuan paket sembako setiap bulan.

"Tapi penutupan ini kan permintaan masyarakat maka akan kami Ayomi dan kami dukung," paparnya. 

Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya