Kisah Kasiyo, Tukang Pijat Tunanetra Berangkat Haji Hasil Menabung Belasan Tahun

Menjadi tunanetra tidak menghalangi semangat Kasiyo bin Joyo Wiono (70) untuk pergi haji. Pensiunan PNS Dinas Sosial Tabanan Bali yang kesehariannya bekerja tukang pijat ini berangkat ke Tanah Suci dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).

oleh Yusron Fahmi diperbarui 03 Jun 2024, 23:57 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2024, 23:57 WIB
Kasiyo bin Joyo Wiono (70), tunanetra pensiunan PNS di Bali berangkat haji. (Foto: Kemenag Jatim)
Kasiyo bin Joyo Wiono (70), tunanetra pensiunan PNS di Bali berangkat haji. (Foto: Kemenag Jatim)

Liputan6.com, Surabaya - Menjadi tunanetra tidak menghalangi semangat Kasiyo bin Joyo Wiono (70) untuk pergi haji. Pensiunan PNS Dinas Sosial Tabanan Bali yang kesehariannya bekerja tukang pijat ini berangkat  ke Tanah Suci dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).

Kasiyo menceritakan kisahnya awal mula Ia pertama kali mendaftar haji, yakni pada 2013. 

“Pada 2011, setelah pensiun, dalam hati saya muncul keinginan yang kuat untuk berangkat haji. Dari situ saya mulai tergerak untuk rutin menabung supaya bisa mendaftar haji,” terangnya, Senin (3/6/2024).

Untuk mewujudkan impian mendaftar haji, Kasiyo mulai berikhtiar menyisihkan penghasilannya sebagai tukang pijat.

"Jumlah yang saya tabung itu tidak menentu, patokannnya adalah penghasilan pijat dari 1-4 pasien untuk kebutuhan keluarga, lebih dari itu saya sisihkan. Jadi jika satu hari saya memperoleh 3 pasien, berarti hari itu saya tidak menabung untuk haji,” terang Kasiyo. 

“Apabila sehari ada 6 pasien, penghasilan dari 4 pasien saya pakai kebutuhan keluarga, sedangkan penghasilan dari 2 pasien untuk tabungan haji,” sambung Kasiyo.

Setelah menunggu selama 11 tahun, Kasiyo sangat bersyukur tahun ini Ia mendapat panggilan untuk berangkat haji.

"Alhamdulillah, akhirnya cita-cita saya untuk berhaji ke tanah suci bisa terwujud,” ucap Kasiyo

Meskipun telah mengalami kebutaan sejak usia dua tahun karena mengalami panas tinggi, Kasiyo mengaku, dirinya tetap optimis dalam menjalani kehidupan ini.

"Saya sudah bisa memijat mulai tahun 1975 ketika saya lulus sekolah,” terangnya. 

Dari kemampuan pijat itu, Kasiyo bisa menjadi PNS di Dinas Sosial sebagai pelatih pijat. Kini, Kasiyo yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 72 bersama jemaah haji Provinsi Bali lainnya, telah terbang ke tanah suci pada Jum’at (31/5/2024).

 

Doakan Keluarga Bisa Berangkat Haji

Haji
Masjidil Haram kembali dipadati jemaah setelah rangkaian puncak ibadah haji berakhir. Jemaah berjubel melaksanakan sai dari bukit Safa ke Marwa. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

“Semoga di tanah suci saya bisa menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar serta diberi kemudahan dan kelancaran. Saya berdoa selalu diberi kesehatan dan keselamatan, dan bisa pulang ke Bali dengan menjadi haji yang mabrur,” demikian harapan Kasiyo yang diketahui juga merupakan seorang ayah dari tujuh anak ini.

Kasiyo pun turut mendoakan agar istri dan keluarga tercinta juga memperoleh kesempatan ke tanah suci menjadi tamu Allah SWT .

“Dulu belum bisa mendaftar berdua bersama istri karena saat itu uangnya hanya cukup buat saya mendaftar sendiri. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan pada keluarga kami untuk bisa berhaji,” pungkasnya

Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rangkaian Puncak Ibadah Haji 2023 dan Pergerakan Jemaah Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya