Sedapnya Usaha Rumahan Pengelolahan Ikan Asap di Muncar Banyuwangi, Omset Rp 3 Juta Sehari

Setiap hari, Nuryanto menghabiskan hingga 100 kilogram ikan pari untuk diasap di rumah pengasapan. Ikan-ikan itu kemudian dijual dengan harga antara Rp 3.500 hingga 4.500 per tusuk.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 31 Jul 2024, 10:06 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 10:06 WIB
Proses pengasapan ikan dan pengolahan petis ikan secara tradisional. (istimewa)
Proses pengasapan ikan dan pengolahan petis ikan secara tradisional. (istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Kecamatan Muncar Banyuwangi telah dikenal dengan potensi perikanan lautnya yang besar. Di kawasan ini selain terdapat industri pengolahan ikan modern, juga terdapat banyak usaha rumahan pengolahan hasil perikanan yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat.

Di antaranya ada di Desa Sumberberas. Secara turun-temurun warga yang tinggal di kawasan sekitar pesisir tersebut menekuni usaha rumahan pengolahan ikan secara tradisional itu.

Salah satunya di Dusun Sidomulyo terdapat belasan rumah pengasapan ikan tradisional, seperti usaha rumahan milik Nuryanto (52). Proses pengasapan yang dilakukan Nuryanto masih menggunakan metode tradisional.

Pengasapan dilakukan menggunakan serabut kelapa, dan bonggol jagung kering.

"Dengan itu, aromanya lebih terasa. Yang diasap mayoritas ikan pari. Tapi tergantung ketersediaan ikan juga," kata Nuryanto, 

Setiap hari, Nuryanto menghabiskan hingga 100 kilogram ikan pari untuk diasap di rumah pengasapan. Ikan-ikan itu kemudian dijual dengan harga antara Rp 3.500 hingga 4.500 per tusuk.

Dia bersama istrinya mengelola industri rumahan tersebut dibantu para istri nelayan yang ada di sekitarnya. Mereka ada yang bekerja membersihkan ikan, mengasap ikan, hingga menyiapkan bambu untuk menjepit ikan asap.   

Ikan asap produksi Nuryanto dijual sebagian besar ke sejumlah pasar yang tersebar di Banyuwangi. Dalam sehari, ia mengaku mengantongi omzet hingga Rp 3 juta.

"Pernah diminati untuk dikirim ke China juga. Tapi kita tidak bisa karena targetnya harus sampai puluhan ton. Sementara stok ikan pari kami tidak sampai sebanyak itu," tutur Nuryanto.

 

Produksi hingga 7 Kwintal Petis Udang Setiap Harinya

Selain pengasapan ikan, di desa ini hasil perikanan juga diolah menjadi petis. Ipuk juga mengunjungi usaha rumahan petis udang milik Heru Dwi Narto. Usaha keluarga ini telah beroperasi selama 28 tahun dan mampu memproduksi hingga 7 kwintal petis udang setiap harinya.

"Ini usaha keluarga. Keunggulan produksi petis udang kami memakai gula yang kami buat sendiri, sehingga ada cita rasa yang khas. Pasar kami masih untuk memenuhi kebutuhan pasar Banyuwangi," kata Heru.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi upaya masyarakat dalam mempertahankan pengolahan hasil perikanan yang telah mereka lakukan secara tradisional, sehingga menjadi ciri khas tersendiri.

"Justru pengolahan tradisional seperti ini harus tetap dipertahankan, karena saat ini banyak diminati. Aroma dan rasanya juga lebih lezat seperti ini daripada diolah dengan  cara modern lainnya," ujar Ipuk.

Selain itu, Ipuk juga mengapresiasi usaha mereka karena melibatkan istri nelayan dalam pengolahan ikan. Menurut Ipuk, hasil olahan akan lebih menguntungkan dibanding ikan yang disimpan dalam cold storage.

 

Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air.
Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya