Legenda Iran, Ali Daei Dicekal Gara-Gara Dukung Protes Meninggalnya Mahsa Amini

Dukungan dan simpati atas protes rakyat Iran setelah Mahsa Amini meninggal akibat ditangkap Polisi Syariah membuat Ali Daei dicekal pemerintahnya.

oleh Yo Kavya diperbarui 06 Okt 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2022, 13:00 WIB
Foto: 7 Striker dengan Catatan Hattrick Terbanyak di Laga Internasional, Cristiano Ronaldo Patahkan Rekor Sven Rydell
Ali Daei. Striker Timnas Iran yang pensiun pada 2007 ini mengoleksi 8 hattrick dari total 109 gol dalam 149 laga internasional. Hattrick pertamanya dibuat saat ia mencetak 3 gol ke gawang Maladewa pada laga Kualifikasi Piala Asia, 31 Maret 2000 yang berkesudahan 8-0. (AFP/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Jakarta Dukungan terhadap gerakan jalanan yang memprotes kematian Mahsa Amini membuat legenda sepakbola Iran, Ali Daei dicekal. Paspor pemain yang berlaga di Piala Dunia 1998 itu disita oleh pemerintah.

Menurut Iran International, pasukan keamanan Republik Islam kini telah menyita paspor mantan bintang Bayern Munich itu sekembalinya ke Teheran dari Istanbul.

Mantan bintang Hertha Berlin itu juga diberitahu bahwa dia sekarang dilarang meninggalkan Iran.

Ali Daei bukan sekedar pemain terkenal, bari rakyat Iran ia layaknya Diego Maradona di Argentina atau Pele di Brasil. Ia dipuja karena kontribusinya di lapangan sebagai pemain maupun pelatih. Dia membawa Iran ke Piala Dunia dan menjadi pahlawan di banyak pertandingan internasional.

Lelaki kelahiran 21 Maret 1969  adalah pencetak gol internasional terbanyak sepanjang masa dengan 109 gol sampai Cristiano Ronaldo datang dan memecahkannya tahun lalu.

Ronaldo melakukan hal itu saat mengantar Portugal menang 2-1 atas Irlandia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2021, 2 September 2021. Dua gol itu diboyong Ronaldo, sekaligus menjadi pemecahan rekor 109 gol internasional Ali Daei.

Daei makin dikenal saat klub raksasa, Bayern Munich merekrutnya pada 1998. Langkah ini kelak juga membuka pintu untuk Vahid Hashemian dan Ali Karimi menjadi pemain Iran kedua dan ketiga yang pernah bergabung dengan Hollywood FC

Saat di Munich inilah Daei mencetak sejarah sebagai pemain Asia pertama yang tampil di Liga Champions. Di musim berikutnya ia dilego ke Hertha Berlin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bersimpati

Foto: Hai Generasi Micin, Ini Lho Ali Daei yang Rekor Golnya Dikejar Cristiano Ronaldo
Karir gemilang dari pria yang mempunyai ciri khas dari kumisnya tersebut terjadi ketika pada tahun 1998 Presiden Bayer Munchen, Franz Beckenbauer, menginginkan Daei untuk bergabung dengan Bayern Munchen. Dan pada tahun 1999 dirinya dilego ke Herta Berlin hingga 2002. (Foto: AFP/Boris Horvat)

Ali Daei mendukung gerakan itu karena bersimpati kepada Mahsa Amini, yang ditahan Polisi Syariah Iran gara-gara dianggap tidak mengenakan jilbab dengan benar. Penangkapan itu terjadi usai Amini pulang mengunjungi keluarganya di Teheran.

Tiga hari setelah penangkapan itu, dia meninggal di tahanan. Pemerintah Iran berpendapat, wanita berusia 22 tahun itu memiliki kondisi kesehatan yang mendasari kematiannya. Tapi, keluarganya dan jutaan pengunjuk rasa bersikeras, Mahsa Amini dibunuh.

Peristiwa itu lalu memicu demostrasi besar yang mengarah pada tuntutan pergantian rezim. Demo yang tak hanya terjadi di Iran tapi juga di beberapa kota di dunia.

Ali Daei berpendapat, apa yang dilakukan Pemerintah Iran terhadap Mahsa Amini dan wanita lainnya dengan memaksa menggunakan jilbab adalah hal yang salah. ia kemudian mengungkapkan pendapatnya dengan mendukung para demonstran.

Protes Ali Daei terhadap pelanggaran hak-hak perempuan di Iran dibuatnya dengan sebuah postingan di akun Instagram-nya, yang menunjukkan seorang gadis menari setelah melepas jilbabnya.


Tanah Air

Ali Daei saat masih memperkuat timnas Iran
Ali Daei saat masih memperkuat timnas Iran (Peter Parks)

Akibat postingan itu, paspornya langsung disita. otoritas berwenang di Iran langsung menyita paspornya. Itu dilakukan setelah Ali Daei kembali ke Teheran dari sebuah acara sepakbola di Istanbul, Turki. Ia juga dilarang meninggalkan Iran dengan alasan apapun.

"Tanah Air saya Iran. Berarti, keluarga saya, ayah dan ibu saya, anak perempuan saya dan rekan senegaranya adalah saudara dan saudari saya. Saya pasti akan tinggal bersama mereka selamanya," tulis Ali Daei seperti dilansir dari thesun.

 "Mereka yang berbicara tentang revolusi dan mimpi para syuhada, tahukah mereka bahwa mimpi-mimpi ini adalah kemiskinan, korupsi, prostitusi, penggelapan, dan... Itu belum terjadi, dan kita tidak bisa mengoreksi diri kita sendiri," tulis Ali Daei dengan berani.


Khawatir

Foto Piala Eropa: 5 Fakta Menarik usai Laga Imbang 2-2 Portugal Kontra Prancis di Euro 2020, Termasuk Cristiano Ronaldo Sejajar Ali Daei
Pembuktian kelayakan Karim Benzema. Setelah absen lebih dari 5 tahun memperkuat Timnas Prancis, Benzema kembali dipanggil di ajang Euro 2020 ini. Dua golnya saat jumpa Portugal menjadi bukti kepantasan pemanggilannya setelah dua laga awal dilaluinya tanpa gol. (Foto: AP/Pool/Franck Fife)

"Alih-alih penindasan, kekerasan dan penangkapan rakyat Iran, selesaikan masalah mereka,” tegas Daei yang memperkuat Iran saat mengalahkan Amerika Serikat 2-1 di Piala Dunia 1998.  

Apa yang diperbuat pemain terbaik Asia 1999 itu membuat khawatir pemerintah Iran karena dapat mendatangkan pengaruh buruk. Ia bukan sekedar pemain, tapi juga pernah menangani timnas Iran setelah ditunjuk pada 2 Maret 2008.

Apalagi berkat aksi itu, sejumlah pemain tim nasional mendukungnya. Seperti yang dilakukan oleh penyerang Bayer Leverkusen, Sardar Azmoun.

Bahkan para pemain timnas Iran, saat beruji coba dengan Senegal di Wina, Austria, 27 September lalu membuat gempar ketika mereka kompak mengenakan jaket hitam. Logo Iran tertutup dengan jaket itu. Sebuah dukungan dan bentuk duka terhadap Mahsa Amini.

"Paling buruk, mereka akan melarang saya bermain di Piala Dunia 2022. Tidak masalah," kata Sardar Azmoun saat itu.

Daei gantung sepatu pada 2007. Ia lalu menjadi pelatih Saipa dan membawa klub kota Teheran itu meraih titel iga Iran sebagai pemain merangkap pelatih.

Iran sendiri akan menghadapi Inggris dalam pertandingan pembukaan turnamen pada 21 November 2022.

Mereka kemudian akan menghadapi Wales pada 25 November 2022 sebelum memainkan pertandingan grup terakhir mereka melawan Amerika Serikat pada 29 November 2022.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya