Profil Joao Felix
Joao Felix Sequeira merupakan pesepakbola profesional asal Portugal yang kini memperkuat Atletico Madrid. Lahir pada 10 November 1999, Felix merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Felix dikenal sebagai pesepakbola andal yang memiliki kecepatan, kreativitas, kemampuan olah bola yang apik, hingga teknik permainan yang mumpuni. Selain itu, Felix juga dapat bermain sebagai seorang sayap sekaligus seorang penyerang ulung di lini depan.
Sehingga, berkat kemampuannya yang komplet, Atletico Madrid harus menebus Felix dengan mahar yang cukup besar dari Benfica. Tercatat Los Colchoneros harus membayar hingga 126 miliar euro atau sekitar Rp 2 triliun untuk mengamankan jasanya.
Selain itu, berkat maharnya yang cukup tinggi, Felix juga menjadi salah satu pemain termahal dalam saga transfer pesepakbola di dunia. Ia tercatat menduduki posisi keempat sebagai pemain dengan transfer termahal sepanjang sejarah sepak bola.
Kehidupan Masa Kecil
Lahir di Viseu, Portugal, Felix dibesarkan oleh seorang Ayah bernama Carlos Felix dan seorang Ibu bernama Carla Felix. Keduanya merupakan seorang tenaga pengajar di salah satu institusi pendidikan di Portugal.
Bakat mengolah si kulit bundar yang dimiliki Felix diturunkan langsung oleh Sang Ayah, Carlos Felix. Sang Ayah diketahui pernah aktif bermain sepak bola di usia muda dan memutuskan pensiun sesaat sebelum Felix dilahirkan.
Sehingga, menjadi hal yang begitu wajar kala Felix sudah akrab dengan permainan sepak bola sejak dini. Sang Ayah memang kerap mengarahkan Felix untuk memiliki hobi serupa, tetapi Sang Ayah tidak pernah bersungguh-sungguh mengarahkan Felix untuk menjadi pesepakbola profesional.
Hal tersebut terjadi begitu saja selama pertumbuhan Felix di rumah. Felix kecil memang kerap bermain sepak bola di dalam rumahnya. Ia tercatat kerap menghabiskan waktu bersama Sang Adik, Hugo Felix, untuk sekadar bermain sepak bola.
Kariernya sebagai pemain sepak bola dimulai ketika Felix duduk di bangku sekolah dasar, ia begitu tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tambahan bersama klub sepak bola. Disisi lain, Sang Ayah, turut mendukung keinginan Felix dan mendorongnya untuk mengikuti kata hatinya. Alhasil, saat usianya genap 8 tahun, Felix mulai mempelajari teknik dasar bermain sepak bola di Sekolah Pestinhas yang terletak di Tondel, Portugal.
Namun, tak berselang lama, Felix meminta kepada Sang Ayah untuk dimasukkan ke dalam akademi sepak bola yang lebih baik. Felix meminta untuk dimasukkan ke akademi Porto guna mendapat ilmu sepak bola yang lebih kaya.
Untungnya, Sang Ayah tetap mendukung pilihan Felix. Namun, dengan catatan, Felix harus bisa mengatur waktunya kala berlatih di akademi Porto. Sebab, letaknya berada cukup jauh dari tempat tinggalnya di Viseu, Portugal.
Felix sendiri menyanggupi persyaratan tersebut, ia mulai bergabung dengan akademi Porto sejak 2008. Ia pun akhirnya memiliki jadwal yang begitu padat bagi seorang anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar.
Alhasil, berkat padatnya jadwal yang dimiliki, Felix hanya mampu melakukan hal tersebut selama kurang lebih lima tahun lamanya. Pada 2012, ia pun memutuskan untuk tinggal di dekat akademi Porto sesaat setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya.
Felix mengungkap, kepindahannya tersebut demi menunjang kariernya sebagai pesepakbola. Sebab, dengan tinggal di dekat akademi, Felix bisa memanfaatkan waktunya untuk belajar lebih banyak di akademi Porto atau sekadar menghabiskan waktu berlatih.
Disisi lain, kepindahannya ke Porto disebabkan karena Felix sudah mulai memperkuat tim kelompok umur. Tercatat ia memperkuat Porto U-15 di tahun yang sama dan mulai dipercaya sebagai seorang kapten tim.
Bergabung bersama Benfica
Pada 2014 Felix berkesempatan untuk menimba ilmu di klub Padroense. Namun, dirinya merasa kurang mendapat menit bermain selama di sana. Ia pun memutuskan untuk mencari peluang lain sesaat setelah membela Padroense selama satu musim.
Akhirnya ia memutuskan untuk berlabuh ke rival Porto, Benfica. Ia pindah ke Benfica saat usianya menginjak 15 tahun pada tahun 2015. Ia juga langusng masuk ke dalam skuad Benfica U-17.
Tak hanya itu, meski terdaftar di dalam skuad Benfica U-17, Felix turut diberi kesempatan untuk membela Benfica B satu tahun setelahnya. Ia bermain bersama Benfica B di LigaPro atau Divisi Dua Liga Portugal.
Debut perdananya bersama Benfica B terjadi pada 17 September 2016. Saat itu, Felix masuk sebagai pemain pengganti di penghung laga ketika Benfica B ditahan imbang 0-0 atas Freamunde.
Disisi lain, debut Felix pada laga tersebut menjadikan dirinya sebagai pemain termuda yang pernah merumput bersama Benfica B. Usia Felix saat itu baru menginjak 17 tahun. Meski begitu, beberapa tahun setelahnya, rekor Felix itu dipecahkan oleh pemain Benfica B lainnya bernama Cher Ndour.
Selama berkecimpung di Divisi Dua Liga Portugal, Felix berhasil turun di 13 pertandingan dan mencetak 3 gol selama satu musim berlaga. Walau bukan pencapaian yang apik, tetapi kemampuan Felix saat itu sudah dinilai begitu baik oleh kepelatihan Benfica.
Alhasil, pada 2018 Felix mendapat kesempatan untuk dipromosikan ke dalam skuad utama. Ia pun langsung melakukan debutnya pada 18 Agustus 2018 di Primeria Liga atau kasta tertinggi sepak bola Portugal kala Benfica menggasak Boavista 2-0 tanpa balas.
Kemudian, satu pekan pasca melakukan debut, Felix langsung melesatkan gol perdananya bersama The Eagles ketika ditahan imbang 1-1 Sporting Lisbon. Selain itu, gol pertamanya tersebut bisa dibilang cukup berkesan bagi Felix. Sebab, ia menjadi pemain termuda yang dapat mencetak gol di dalam pertandingan yang bertajuk Lisbon Derby.
Selama membela Benfica di musim 2018/19, bisa dibilang Felix melalui musim perdana yang cukup berkesan. Felix kerap menjadi pemain kunci dan penentu kemenangan Benfica kala berlaga di berbagai kompetisi.
Selain itu, Felix lagi-lagi berhasil dinobatkan menjadi seorang pencetak gol termuda. Kali ini, Felix dinobatkan sebagai pencetak gol termuda di ajang Liga Europa. Hal ini terjadi tatkala Benfica menang 4-2 atas Eintracht Frankfurt pada 11 April 2019.
Felix sukses menyumbangkan tiga gol alias mencatatkan hat-trick pertama bersama Benfica sekaligus memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda Liga Europa. Waktu itu, usia Felix kala mencetak gol berada di angka 19 tahun dan 152 hari.
Total selama satu musim membela Benfica di pelbagai kompetisi, Felix berhasil mencatatkan 43 penampilan. Selain itu, ia juga sukses mencetak 20 gol dan 11 assist.
Hijrah ke La Liga
Usai menghabiskan satu musim yang hebat bersama Benfica, Felix dilirik oleh beberapa klub besar di Eropa. Kemampuannya yang mumpuni dinilai dapat menjadi bintang andalan di masa depan.
Felix bahkan digadang-gadang bakal menjadi ‘The Next’ Cristiano Ronaldo karena bakat alamiahnya. Sehingga, banyak klub mencoba mengamankan jasanya guna mendapatkan tanda tangan Felix.
Namun, klub yang beruntung mendapat tanda tangan seorang Joao Felix adalah raksasa klub La Liga, Atletico Madrid. Los Colchoneros sukses melakukan transfer sensasional dengan mendatangan Felix di harga yang fantastis.
Ditebus dengan mahar 126 juta euro, Felix menjadi pemain muda termahal kedua yang pernah ditebus dalam sejarah sepak bola. Ia berada di bawah posisi penyerang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe.
“Ini adalah mimpi bagi setiap pemain untuk dapat bermain di salah satu tim terbaik di dunia. Atletico Madrid adalah salah satunya," kata Felix.
"Saya mengakui bahwa beberapa klub mengejar saya, tetapi saya akhirnya memilih Atletico," katanya.
"Saya memilih Atletico karena itu adalah yang paling saya sukai dan saya pikir itu akan memberi saya peningkatan dalam permainan saya. Kami bekerja sama dengan sangat baik dan itu positif," tandasnya.
Felix sendiri dikontrak selama tujuh musim oleh Atletico Madrid dan menggunakan nomor punggung 7 selama berseragam Los Colchoneros. Ia menggunakan nomor punggung tersebut usai ditinggal oleh Antoine Griezmann yang hijrah ke Barcelona disaat kedatangan Felix ke Wanda Metropolitano.
Sulit Beradaptasi
Kedatangan pemain muda berbakat ke Kota Madrid menjadi harapan anyar para pendukung Atletico Madrid. Felix diharapkan mampu membawa banyak trofi bagi klub dan dapat menyuguhkan penampilan ciamik.
Felix sendiri langsung melakukan debutnya di La Liga musim 2019/20 kala Los Colchoneros menjamu Getafe pada 19 Agustus 2019. Felix langsung bermain sejak menit pertama dan berhasil memberikan kontribusi nyata bagi tim.
Walau tak berhasil mencetak gol, tetapi kemenangan Atletico Madrid 1-0 atas Getafe juga berkat peran serta Felix selama pertandingan. Felix bahkan berhasil mendatangkan satu buah tendangan penalti bagi tim pasca dirinya dilanggar di kotak terlarang. Namun, Alvaro Morata yang ditunjuk sebagai algojo gagal mencatatkan golnya.
Gol perdana bagi Felix baru datang satu bulan kemudian. Ia sukses menceploskan gol pertamanya ke gawang Eibar pada 1 September 2019. Gol perdananya tersebut juga sukses membawa kemenangan bagi Atletico Madrid atas Eibar dengan skor akhir 3-2.
Namun, pasca memulai permainan dengan baik di awal musim, Felix harus menepi akibat mengalami cedera. Ia mengalami cedera ankle kala menjamu Valencia di La Liga. Waktu itu, ia sempat bertabrakan dengan Dani Parejo dan membuatnya tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Walau bisa pulih dalam waktu singkat, tetapi permainan Felix lama-kelamaan tak sesuai ekspektasi. Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone merasa, Felix masih belum bisa beradaptasi dengan sepak bola Spanyol.
Meski begitu, Simeone tetap memberikan kepercayaan penuh terhadap Felix. Ia juga mencatatkan 27 penampilan dan 6 gol di musim perdananya. Tentu, hasil tersebut tidak terlalu buruk, mengingat Felix masih membutuhkan waktu beradaptasi lebih guna memberikan permainan yang lebih baik.
Kini, hingga musim ketiganya di Atletico Madrid, Felix memang belum mampu berkontribusi banyak layaknya seorang pemain bintang. Felix belum bisa mencetak banyak gol bagi tim dan mendatangkan banyak trofi. Namun, Simeone tetap percaya dengan kemampuan Felix, Simeone merasa kehadirannya di lini penyerangan dapat membuat banyak peluang bagi tim guna mencetak gol.