Pengertian
Dalam dunia medis, ‘peri’ artinya sewaktu. Sedangkan ‘menopause’ berarti berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita yang ditandai dengan berhenti haid. Jadi dalam kata lain, perimenopause berarti masa transisi dari rutinnya siklus haid seorang wanita menjadi tidak haid sama sekali.
Perimenopause tidak hanya melibatkan perubahan hormonal saja, namun juga kondisi fisik dan psikis seorang wanita. Sebagian wanita melewatkan perimenopause tanpa ada gangguan yang berarti. Namun sebagian lainnya merasakan perubahan drastis dalam tubuhnya.
Perimenopause merupakan fase normal yang dialami setiap wanita. Walau demikian, beberapa hal dapat membuat seorang wanita mengalami perimenopause lebih awal dibandingkan dengan orang lainnya.
Faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita mengalami perimenopause lebih awal di antaranya:
- Mengidap kanker
Kemoterapi dan radiasi yang digunakan dalam pengobatan kanker dapat memperpendek siklus haid dan membuat seorang wanita mengalami perimenopause lebih dini. - Riwayat keluarga
Usia menopause seorang wanita umumnya tidak jauh dengan ibunya. Begitu pula dengan usianya saat mengalami perimenopause. - Histerektomi
Operasi pengangkatan rahim atau histerektomi memang tidak membuat seorang wanita berhenti melepaskan sel telur, sekali pun tidak mengalami haid lagi. Namun demikian, bila histerektomi ini melibatkan indung telur juga, maka indung telur lainnya dapat ikut terpengaruh. Usia produksi sel telurnya menjadi lebih singkat dan lebih awal mengalami perimenopause. - Merokok
Wanita yang merokok berisiko mengalami perimenopause 2 tahun lebih awal dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Diagnosis
Penentuan diagnosis perimenopause ditandai dengan tidak teraturnya siklus haid, bisa memanjang atau memendek. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan kadar hormon estrogen, yang merupakan pengatur hormon kewanitaan. Kadar hormon ini dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium.
Sayangnya tidak seorang pun bisa memprediksi dengan tepat kapan masa-masa ini terjadi pada seseorang. Secara umum, menopause sendiri umumnya terjadi di kisaran usia 48–55 tahun.
Jadi perimenopause terjadi sebelum kisaran usia tersebut atau sekitar usia 40 tahun. Pada beberapa kasus perimenopause dapat terjadi lebih awal di usia 30 tahun. Setelah satu tahun seorang wanita tidak mengalami haid sama sekali, barulah bisa disebut telah memasuki masa menopause.
Penyebab
Perimenopause terkait dengan hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi seorang wanita. Menginjak masa pubertas seorang wanita akan secara rutin memproduksi sel telur, yang kemudian dilepaskan dan luluh ketika ia tidak dibuahi. Proses luluhnya sel telur ini ditandai dengan menstruasi atau haid.
Dua hormon yang memegang kendali akan siklus tersebut adalah estrogen dan progesterone. Secara alami, pada usia tertentu, produksi kedua hormon ini akan terhenti. Menjelang berhenti produksi, kadar kedua hormon ini akan mengalami gejolak. Masa-masa penuh ketidakstabilan hormon inilah yang menyebabkan perimenopause.
Gejala
Gejala perimenopause yang dialami satu wanita berbeda dengan wanita lainnya. Bahkan sebagian wanita tidak mengalami keluhan yang cukup berarti.
Akan tetapi secara umum, keluhan yang umumnya disampaikan ketika seorang wanita berada pada fase perimenopause di antaranya:
- Siklus haid tidak teratur
- Ruam merah di wajah
- Nyeri payudara
- Mengalami pre-menstrual syndrome yang cukup mengganggu dibandingkan dengan sebelumnya
- Tidak ada gairah seksual
- Mudah lelah
- Vagina kering
- Mudah mengompol, terutama saat batuk atau bersin
- Tidak bisa menahan buang air kecil
- Ketidakstabilan mood
- Gangguan tidur
Pengobatan
Bila gejala perimenopause yang dialami dirasa cukup mengganggu, seorang wanita dapat memperoleh penanganan khusus. Tujuannya adalah untuk membantunya melewati masa perimenopause dengan lebih ringan.
Terapi yang diberikan umumnya berupa terapi hormon. Misalnya dengan pemberian pil KB, susuk, atau suntikan progesteron.
Komplikasi
Pada sebagian wanita, gejala perimenopause yang dialami dapat berlangsung cukup berat dan sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Bahkan keluhan yang dialami berpotensi menyebabkan depresi.
Bagi mereka yang mengalami depresi akibat perimenopause, dokter dapat memberikan anti-depresan yang akan membantu meringankan gejala yang dirasa mengganggu.
Pencegahan
Tidak ada seorang pun yang dapat mencegah terjadinya perimenopause. Walau demikian, perubahan gaya hidup terbukti dapat membantu meringankan gejala dan mengatur mood harian selama perimopause berlangsung.
Perubahan gaya hidup yang dimaksud meliputi:
- Berolahraga secara rutin
- Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Tidur cukup dan teratur
- Meningkatkan asupan kalsium
Berita Terbaru
Penyebab Hidup Susah yang Jarang Disadari, Buya Yahya Ungkap Hal Mengejutkan
Sejarah di Balik Monumen Bajra Sandhi, Simbol Perjuangan Rakyat Bali
Viral Ibu Bagikan Foto Bayinya yang Baru Lahir Mirip Presiden Prabowo Subianto
Mengenal Mrk 462 Lubang Hitam Terkecil di Alam Semesta
Resep Daun Penurun Kolesterol yang Bisa Anda Buat di Rumah
Manfaat Kolang-Kaling Rahasia Sehat Turunkan Kolesterol dan Asam Urat
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 19 Desember 2024
Link Live Streaming Carabao Cup, Segera Tayang di Vidio: Arsenal vs Crystal Palace, Southampton vs Liverpool
Fakta Menarik Film Modal Nekat karya Imam Darto, Rilis 19 Desember 2024
Jangan Sampai Pertanyakan Hal Ini kepada Allah SWT, Dampaknya Berbahaya Kata Gus Baha
Simak, Sejarah Hari Bela Negara dan Temanya Tahun Ini
3 Fakta Menarik Setelah Amorim Membuat Manchester United Kembali Berwarna Merah