Sejarah Singkat
Sejarah PT PAL Indonesia (Persero) dimulai sejak berdirinya Marine Establishment (ME) yang diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada 15 April 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas.
Terhitung sejak 1985 hingga 2019, Perseroan telah memproduksi 232 unit kapal. Ada 86 unit diantaranya merupakan Kapal Perang. Selain itu, Perseroan pun telah mengekspor 45 unit Kapal, baik Kapal Perang maupun Kapal Niaga.
PT PAL Indonesia (Persero) terus berupaya untuk memasuki industri global bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai pemandu utama Alutsista matra laut, Perseroan akan terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access. Peran penting dari PT PAL Indonesia (Persero) tersebut diharapkan akan membawa industri maritim Indonesia pada pasar maritim global.
Buat Pembangkit Listrik Terapung
PT Pal Indonesia membuat Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik terapung untuk PT Indonesia Power.
BMPP berkapasitas 150 MW ini terbagi menjadi tiga unit, yakni dua unit berdaya 60 MW akan ditempatkan di Kolaka, Sulawesi Tenggara, dan satu unit berdaya 30 MW akan diletakkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
BMPP 60MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF. Sementara, BMPP 30 MW memiliki memiliki panjang 54 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 3 x Dual Fuel Engine 20V34DF.
“Keberadaannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan atau mengganti pembangkit listrik terapung di beberapa wilayah Indonesia,” ujar Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan Perbaikan PT PAL Indonesia, dalam dalam steel first cutting BMPP, Rabu (26/2/2020).
Keunggulan dari Dual Fuel BMPP ini antara lain, memiliki dimensi yang compact dan sarat barge rendah sehingga cocok untuk daerah terpencil. BMPP ini juga memiliki keunggulan fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, dapat dioperasikan dengan mode BBM atau diesel atau mode gas tanpa perlu mematikan pembangkit dan tanpa kedip,
Heat Rate dan Spesific Fuel Consumption (SFC) pembangkit listrik terapung ini juga sangat efisien serta mampu dioperasikan secara terus-menerus tanpa docking repair selama 20 tahun.
Berita Terbaru
Kronologi Tabrakan Beruntun di Bandar Lampung yang Tewaskan Seorang Pria Tanpa Identitas
Lakukan Hal Ini, Maka Malaikat akan Mendoakanmu Kata Buya Yahya
Hasil LaLiga Real Madrid vs Sevilla: Kylian Mbappe Cetak Gol Lagi, Los Blancos Sikut Barcelona
Polri Sebut Kondisi Puncak Arus Mudik Nataru Masih Berjalan Aman
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Kaleidoskop Sultra 2024: Pemprov Beli Kapal Bodong hingga Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi
Kayana Pamerkan Skill Ciamik Pesepak Bola Wanita di Milk Life Soccer Challenge Semarang
Mudik Nataru 2025, 126.809 Pemudik Asal Sumatera Menyeberang ke Pulau Jawa
Pembangkit Terapung jadi Andalan Pemenuhan Listrik Maluku saat Natal dan Tahun Baru
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Liverpool di Vidio, Segera Dimulai
Angkutan Nataru, KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah 8.424 Kursi
6 Fakta Terkait DPP PDIP Ungkap Ada Upaya Ganggu Stabilitas Internal Partai Jelang Kongres, Siap Melawan