Cara Bukit Asam Kurangi Dekarbonisasi
Dekarbonisasi atau proses pengurangan emisi karbon ke atmosfer menjadi salah satu hal yang selalu diperhatikan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Oleh karena itu beragam upaya dilakukan emiten berkode PTBA terkait hal ini.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Suryo Eko Hadianto menegaskan salah satu upaya yang telah dilakukan ialah mengubah alat-alat tambang menjadi lebih ramah lingkungan.
"Kami telah mengubah alat-alat tambang yang tadinya berbasis bahan bakar minyak menjadi listrik. Kami jugaa telah menggunakan pompa tambang berbasis listrik," kata dia di acara Bumee Summit, Rabu (27/10/2021).
Tak hanya itu angkutan yang membawa karyawan dan kendaraan operasional juga telah diubah perusahaan menjadi kendaraan listrik. Perusahaan tambang ini juga telah melakukan reforestasi.
"Reforestasi adalah melakukan penanaman kembali lahan lahan bekas tambang. Kami bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor untuk melakukan studi tanaman apa yang mampu mereduksi emisi karbon di udara, salah satunya trembesi dan kayu putih yang menjadi foku utama," ujarnya.
Suryo juga menegaskan, pihaknya telah melakukan reforestasi laut di pelabuhan Tarahan dan menggunakan fasilitas yang eco friendly sehingga mampu memberikan kontribusi lebih besar terhadap lingkungan.
"Kami juga melakukan penggantian Bahan Perusak Ozon atau BPO serta zero emiision CHF surveilance menggunakan drone. Pendekatan pengelolaan karbon yang dilakukan oleh saat ini berfokus pada kegiatan internal," tuturnya.
Pendekatan potensial lainnya juga dlilakukan perusahaan, seperti studi CCUS dan alternatif lain dalam strategi pengurangan gas rumah kaca.
Upaya Bukit Asam Realisasikan Proyek Energi Hijau
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana mengembangkan proyek energi baru dan terbarukan (proyek EBT), seperti gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baru-baru ini, PT Bukit Asam Tbk bersama dengan PT Pertamina dan Air Products & Chemicals, Inc. (APCI) memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut.
Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PT Bukit Asam Tbk dengan APCI yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia pada 11 Mei 2021.
Selain itu, PTBA juga berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan teknologi rendah emisi.
"Supaya produk batu bara kita tetap green. yang pertama adalah PLTU yang kita bangun itu kita upayakan menggunakan teknologi rendah emisi. Sehingga bisa serap emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran batu bara," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto dalam diskusi virtual, Senin (7/6/2021).
"Ada kok teknologinya, bisa serap sekitar 92 persen. jadi sisanya hanya 10 persen-an,” ia menambahkan.
Sebagai wujud tanggung jawab Perseroan atas isu lingkungan, PT Bukit Asam Tbk juga akan masuk pada Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satunya dengan PLTS. Perseroan memiliki lahan pasca tambang banyak. Suryo mengatakan lahan tersebut bisa ditanami dengan sawit.
"Itu bisa ditanami sawit. Sehingga kita bisa masuk ke biodisel. Kita juga melakukan upaya perbaikan lingkungan dengan tanam pohon untuk serap emisi karbon dari udara. Seingga kegiatan penambanagn tidak akan berdampak merusak lingkungan tapi menciptakan lingkungan baru yang lebih baik,” ujar dia.