Pacu Inovasi, Intip Gebrakan Hilirisasi Bukit Asam untuk Ketahanan Energi

PTBA memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai. Proyek percontohan ini bekerja sama dengan BRIN.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jan 2025, 20:46 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 20:44 WIB
Pacu Inovasi, Intip Gebrakan Hilirisasi Bukit Asam untuk Ketahanan Energi
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memacu inovasi untuk mendorong hilirisasi batu bara serta menjaga ketahanan energi nasional. (Foto: Grup MIND ID)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memacu inovasi untuk mendorong hilirisasi batu bara serta menjaga ketahanan energi nasional. Sejalan dengan Asta Cita yang diusung pemerintah dan visi PTBA menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

Melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PTBA memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai, terutama baterai Lithium-ion (Li-ion). Peluncuran perdana (soft launching) pilot project Artificial Graphite dan Anode Sheet telah dilakukan di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.

Artificial Graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan Anoda. Adapun Anode Sheet adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif), salah satu komponen penting untuk baterai. Bukit Asam sebagai bagian dari Kementerian BUMN berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

"Pengembangan Artificial Graphite dan Anode Sheet dapat menjadi terobosan penting dalam hilirisasi batu bara. Selain itu juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di dalam negeri," ujar Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk, Rafli Yandra dalam keterangan resmi, Selasa (21/1/2025).

Produk hilir batu bara lainnya yang juga sedang dikembangkan PTBA adalah asam humat. Penelitian dan pengembangan batu bara kalori rendah menjadi asam humat dilakukan PTBA bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peluncuran Protoype (purwarupa) asam humat telah dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau, pada 12 Desember 2024. Prototype tersebut selanjutnya akan dikembangkan untuk menuju pilot project.

Asam humat merupakan zat organik (pupuk) yang dapat membantu menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur, menjaga kelembaban, dan membantu tanaman menyerap nutrisi lebih baik.

"Hilirisasi batu bara menjadi asam humat ini mendukung program Asta Cita dalam hal swasembada pangan yang saat ini menjadi prioritas pemerintah. Kami berharap inovasi tersebut nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Rafli.

 

 

 

Diversifikasi ke Energi Baru Terbarukan

Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik
Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik... Selengkapnya

Dalam rangka menghadirkan Energi Tanpa Henti untuk Indonesia, PTBA pun melakukan diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan (EBT).

PTBA memiliki sejumlah lahan bekas tambang yang sedang dijajaki pemanfaatannya untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Di antaranya adalah lahan pasca tambang Ombilin (Sumatera Barat) dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan). Potensi PLTS di lahan pasca tambang tersebut mencapai 200 Megawatt-peak (MWp).

Perusahaan sejauh ini telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

Kerja Sama PLTS

Tak hanya dengan Angkasa Pura II, PTBA bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022.

Perusahaan pun bekerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dalam pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap COD pada Juni 2023.

"Berbagai terobosan untuk mendorong hilirisasi dan pengembangan EBT akan terus kami lanjutkan. Bukit Asam berkomitmen untuk terus berkontribusi pada ketahanan energi nasional, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat," tutup Rafli.

 

 

Pendapatan Naik 10,52%, Bukit Asam Kantongi Laba Rp 3,23 Triliun hingga September 2024

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil menjaga pertumbuhan dari sisi pendapatan.

Pada periode sembilan bulan tahun ini, Perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 3,23 triliun dan EBITDA Rp 5,65 triliun di tengah berbagai tantangan.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, PTBA bukukan pendapatan Rp 30,66 triliun hingga September 2024. Pendapatan itu naik 10,52 persen dibandingkan pendapatan pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 27,74 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi RP 25,05 triliun pada September 2024 dari Rp 21,81 triliun pada September 2024. Alhasil, laba kotor perseroan turun menjadi Rp 5,61 triliun pada September 2024. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan laba kotor Rp 5,92 triliun.

Hingga September 2024, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,46 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp 566,5 miliar, dan penghasilan lainnya Rp 336,92 miliar. Bersamaan dengan itu, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 182,45 miliar, biaya keuangan Rp 201,36 miliar, dan bagian aas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 292,41 miliar.

 

 

Tantangan yang Dihadapi Perseroan

BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berupaya mewujudkan Tujuan Mulia (Noble Purpose) Grup MIND ID melalui ekspansi perusahaan ke bisnis energi baru terbarukan (EBT).
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berupaya mewujudkan Tujuan Mulia (Noble Purpose) Grup MIND ID melalui ekspansi perusahaan ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Dalam hal ini, Grup MIND ID PT Bukit Asam Tbk melalukan diversifikasi bisnis untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. (Dok. MIND ID)... Selengkapnya

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,23 triliun per September 2024. Laba itu turun 14,52 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,78 triliun. EBITDA per September 2024 tercatat Rp 5,65 triliun di tengah berbagai tantangan.

Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Niko Chandra menjelaskan, beberapa tantangan yang dihadapi perseroan di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 14 persen secara tahunan dari USD 86,32 per ton hingga triwulan III 2023 menjadi USD 74,59 per ton sampai dengan triwulan III 2024.

Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 28 persen secara tahunan menjadi USD 133,89 per ton sampai dengan triwulan III 2024, dari USD 185,45 per ton hingga kuartal III 2023.

Potensi Pasar Domestik

"Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik," kata Niko dalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024).

Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal. Hal ini tercermin dari penurunan cash cost per ton secara tahunan dari Rp 853 ribu menjadi Rp 835 ribu.

Selain itu, Perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 40,15 triliun, naik dari Rp 38,77 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas naik menjadi Rp 19,82 triliun per September 2024 dibandingkan Rp 17,2 pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 20,34 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 21,56 triliun.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya