Waduh, Laba Bukit Asam Anjlok 51% di 2023

Aset PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 38,77 triliun dari Rp 45,36 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi RP 17,2 triliun dari Rp 16,44 triliun pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Mar 2024, 17:06 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 16:08 WIB
Ilustrasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Foto: Grup MIND ID)
Aset PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023. Lalu beban penjualan dan pemasaran Rp 656,36 miliar dan penghasilan lainnya RP 638,4 miliar. Ilustrasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Foto: Grup MIND ID)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan perseroan membukukan pendapatan Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari Rp 42,65 pada 2022.

Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 justru naik menjadi Rp 29,22 triliun dari Rp 24,68 triliun pada 2022. Sehingga, laba bruto perseroan pada 2023 turun signifikan sebesar 49,03 persen dari laba bruto pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 17,97 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/23/2024), perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023. Lalu beban penjualan dan pemasaran Rp 656,36 miliar dan penghasilan lainnya RP 638,4 miliar.

Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan keuangan Rp 584,34 miliar, biaya keuangan RP 204,04 miliar, dan bagian atas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 571,3 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. Laba ini turun 51,42 persen dibandingkan laba pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 12,57 triliun.

Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 38,77 triliun dari Rp 45,36 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi RP 17,2 triliun dari Rp 16,44 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 susut menjadi Rp 21,56 triliun dari Rp 28,92 triliun pada 2022.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Bukit Asam Andalkan Digitalisasi dalam Aktivitas Pertambangan

Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik
Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan digitalisasi untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan. Seluruh kegiatan operasi mulai dari produksi di pertambangan hingga pelabuhan dapat dipantau secara real time melalui ponsel dengan in-house super app CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application).

"Kami mengelola bisnis secara modern, profesional, dan terpercaya dengan memanfaatkan teknologi digital yang canggih. Pengembangan teknologi dan digitalisasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta ketepatan. Hal ini juga untuk mengurangi risiko human error," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail dalam keterangan resmi, Selasa (20/2/2024).

Aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus. Untuk kegiatan penambangan, CISEA memiliki Map Operational (MAPO), Slope Stability Radar, Mine Operation System.

Posisi alat-alat tambang dan kinerja operator bisa dimonitor melalui MAPO yang terintegrasi dengan Fleet Management System serta GPS tracking. Slope Stability Radar dapat mendeteksi perubahan atau pergerakan pada lereng permukaan dari waktu ke waktu untuk memastikan keselamatan operasional penambangan.

Mine Operation System memonitor proses dari perencanaan produksi dan angkutan, realisasi produksi, hingga pengeluaran batu bara dan penggunaan BBM di penambangan.

Kemudian untuk kegiatan pengangkutan, CISEA punya Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA), Cargo Tracking System, Automatic Train Loading Station (ATLS). SCADA mengontrol peralatan pertambangan seperti Belt Conveyor secara otomatis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya