Kaleidoskop Tekno November: Startup Lokal Unjuk Gigi

`Jumlah penduduk dan kreativitas anak bangsa bisa menjadi bekal Indonesia sukses di dunia startup`.

oleh Iskandar diperbarui 29 Des 2014, 17:45 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 17:45 WIB
10 Aplikasi Terbaik Anak Bangsa Dipromosikan di MoboMarket
Baidu telah mengumumkan dan menampilkan 10 aplikasi terbaik itu dalam ajang Startup Asia Jakarta 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang pertemuan para startup se-Asia, Startup Asia Jakarta 2014, digelar di Jakarta pada akhir bulan November 2014. Lebih dari 1.700 peserta diklaim telah mendaftar di ajang bergengsi ini, mulai dari pemilik startup hingga para investor.Bertempat di gedung Plaza Bapindo - Jakarta, para startup terbaik, pengusaha lokal dan regional, investor, developer (pengembang), dan sejumlah pembicara dari perusahaan ternama berkumpul di sini.

Di acara Startup Asia Jakarta 2014 ini, selain sesi sharing, ada pula Startup Arena, Hackathon --yakni kompetisi membuat aplikasi dalam waktu 24 jam serta Bootstrap Alley. Para pelaku startup memamerkan produk dan layanannya kepada ribuan pengunjung.

Di konferensi ini juga ada sesi Startup Investor Speed Dating. Lebih dari 30 investor hadir di acara ini, yang memungkinkan para startup dapat kesempatan bertemu dan berdialog langsung dengan investor.

Kendala yang dihadapi startup lokal

Startup Asia Jakarta 2014
Startup Asia Jakarta 2014 (Liputan6.com/Andina Librianty)

Andy Zain, Director Jakarta Founder Institute yang juga menjabat sebagai Managing Director Mountain SEA Ventures membuka panggung konferensi Startup Asia Jakarta 2014 melalui keynote speech tentang perkembangan teknologi di Indonesia.

Zain menekankan bahwa Indonesia saat ini memiliki jumlah pengguna internet sebanyak 80 juta user. Di negara maju seperti Amerika Serikat, 20 persen ritel sudah menjalankan bisnisnya secara online. Namun di Indonesia, jumlahnya masih kurang dari satu persen. Menurut Zain ini merupakan potensi besar bagi mereka yang berada di industri fintech dan e-commerce.

Selain itu, Zain juga membeberkan sejumlah kendala pertumbuhan di Indonesia, termasuk lambatnya koneksi internet, logistik yang tidak efisien, hambatan modal manusia, dan kesulitan dengan e-payment.

"Indonesia juga masih harus berjuang dengan masalah yang struktural yang sudah mengakar seperti ketergantungan pada sistem berbasis kertas, kurangnya infrastruktur fisik, peraturan yang kuno, rendahnya kepercayaan konsumen serta kurangnya perlindungan konsumen," terangnya.

Indonesia bisa jadi markas startup

Indonesia Bisa Jadi Markas Startup Terbesar di Asia Tenggara
Menkominfo Rudiantara (Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum)

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, berharap Indonesia bisa menjadi pasar terbesar bagi industri perusahaan rintisan atau startup di Asia Tenggara. Hal ini diungkapkannya di hadapan startup, investor, dan media dalam acara Startup Asia Jakarta 2014.

Rudiantara menjelaskan bahwa jumlah penduduk dan kreativitas anak bangsa bisa menjadi bekal Indonesia sukses di dunia startup.

"Saya berharap Indonesia bisa menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara. Bisnis ini adalah bagian dari bisnis konsumen, karena itu jumlah penduduk yang kita miliki saat ini bisa mewakili pasar yang cukup besar," tutur Rudiantara kepada tim Liputan6.com di Plaza Bapindo, Jakarta.

Untuk itu, kata Rudiantara, pemerintah akan membantu perkembangan startup Tanah Air. Namun dia mengakui bahwa saat ini pemerintah belum terlalu mengetahui seluk-beluk startup.

Rudiantara berharap investor lokal dan luar negeri juga dapat terus mendukung industri startup Indonesia. Pemerintah sendiri akan selalu memberikan dukungan selama tidak bertubrukan dengan regulasi yang ada.

10 Aplikasi Terbaik Anak Bangsa

Startup Asia Jakarta 2014
Startup Asia Jakarta 2014 (Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum)

Di sela-sela konferensi Startup Asia Jakarta 2014, Baidu mengumumkan dan menampilkan 10 aplikasi terbaik karya anak bangsa. Terpilihnya aplikasi terbaik ini merupakan hasil dari program 'Finding Top 50 Local Apps' yang diadakan oleh Baidu Indonesia.

Aplikasi-aplikasi tersebut adalah Kakatu, Siaga Banjir, Kuis Tegar: Tebakan Garing, Roly Poly Penguin, Sakitnya dimana: Di sini, Kitaria Heroes: Force Bender, Tales of Marble, Backpacker Toolkit, Jumping Panda: Run and Survive, dan Easytune.

"Kami sangat terkesan dengan aplikasi-aplikasi buatan para pengembang lokal yang diikutsertakan dalam kompetisi Finding Top 50 Local Apps. Indonesia memiliki banyak anak muda kreatif dan berbakat di bidang digital, karena itu kami berharap dapat terus bekerja sama dengan mereka demi mengembangkan ekosistem digital dan pasar aplikasi Android di Indonesia,” ujar Lin Yi, Head of Mobile Business, Baidu Indonesia melalui siaran pers yang dipublikasikan.

(isk/dhi)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya