Keamanan Privasi di Internet Masuki Status Darurat

Kebanyakan orang mengaku tidak mengetahui secara rinci apa saja data-data privasi milik mereka yang ada di internet.

oleh Adhi Maulana diperbarui 20 Jan 2015, 16:06 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2015, 16:06 WIB
Ilustrasi Hacker
Ilustrasi Hacker

Liputan6.com, Jakarta - 2014 menjadi tahun kelam bagi sejarah keamanan internet. Berbagai jenis kasus serangan cyber muncul dan mengancam keamanan data privasi pengguna internet.

Sebut saja kasus bocornya ribuan foto bugil pribadi milik para selebritis Hollywood yang menggunakan layanan penyimpanan berbasis awan, iCloud milik Apple. Dan yang terbaru adalah kasus peretasan Sony Pictures yang menyebabkan kerugian finansial mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun.

Menurut hasil survei Microsoft bertajuk 'View From Around The Globe', terbukti bahwa kini kebanyakan orang meragukan kemanan data privasi mereka di internet. Bahkan kini orang-orang juga terlihat mulai memandang teknologi secara negatif.

Secara global, 64% peserta survei di negara maju menganggap teknologi dan internet memiliki dampak negatif. Sementara untuk negara berkembang, termasuk Indonesia, 45% peserta survei berpendapat sama.


"Masalah keamanan privasi telah menjadi kekhawatiran banyak pihak sejak dua tahun terakhir. Namun tahun ini, setelah apa yang terjadi di tahun 2014 kemarin, tingkat kekhawatiran mencapai level tertinggi," ungkap Chief Strategy Officer Microsoft, Mark Penn, seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Selasa (20/1/2014).

Fakta lain yang cukup mengkhawatirkan adalah, mayoritas peserta survei mengaku tidak mengetahui secara rinci apa saja data-data privasi milik mereka yang ada di internet. Umumnya para pengguna internet tak sadar bahwa berbagai layanan berbasis internet yang mereka gunakan mengkoleksi data-data privasi. (dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya