Liputan6.com, California - Planet Venus merupakan salah satu planet terdekat dengan Bumi. Bahkan, baru-baru ini dilaporkan bahwa planet kuning tersebut sempat melintasi Bumi dari orbit terdekat.
Namun, jauh sebelum Venus mendekati Bumi pada tahun ini, planet tersebut rupanya sempat melintasi Matahari.Â
Perlintasan Venus di depan Matahari memang terbilang sangat jarang, yakni hanya terjadi dua kali setiap 115 tahun. Bahkan, transit Venus dapat terjadi delapan tahun kemudian setelah terjadinya transit pertama.
Laman CNET, Jumat (23/7/2015) melansir, transit terbaru Venus di Matahari terjadi pada Juni 2012. The National Aeronautics and Space Administration (NASA) lewat publikasi paper Nature Communications, menjelaskan bagaimana transit tersebut bisa terjadi dengan menggunakan gambar penampakan Venus yang melintasi matahari untuk mengkaji atmosfer planet.
Ini merupakan pertama kalinya Venus melintas di depan Matahari sejak peluncuran Solar Dynamics Observatory pada 2010 dan Jobservatorium surya Hinode JAXA-NASA pada 2006.
Gambar perlintasan Venus di depan Matahari tersebut memiliki resolusi yang begitu tinggi. Tampak seakan-akan planet tersebut hadir di depan matahari dan "terbakar" oleh warnanya yang begitu mencolok.Â
Gambar tersebut diyakini dapat mempermudah tim peneliti untuk mempelajari komposisi atmosfer Venus. Serupa dengan Bumi dan Mars, lapisan atmosfer Venus dapat menyerap cahaya yang berbeda.
Baca Juga
Matahari memiliki kemampuan untuk memancarkan cahaya di setiap panjang gelombang dari spektrum elektromagnetik.
Hal ini tentunya dapat membuat para ilmuwan mampu menganalisis gambar untuk menentukan filter bagaimana cahaya tersebut mampu menembus setiap lapisan atmosfer Venus dan dapat memastikan kandungan molekul dan atom secara akurat.
Tim peneliti berpendapat, ukuran Venus muncul justru untuk menggantikan sebagai cahaya atmosfer. Dengan mengukur perubahan ukuran Venus di berbagai panjang gelombang yang hadir, tim ilmuwan yang dipimpin Fabio Reale dari University of Palermo di Italia ini mampu menghitung komposisi atmosfer Venus.
Tentunya, informasi ini akan menjadi sangat penting dan mempermudah misi NASA ke Venus. "Mempelajari lebih lanjut tentang komposisi atmosfer sangatlah penting untuk memahami proses pengereman pesawat luar angkasa ketika mereka hendak memasuki bagian atas atmosfer planet, dan proses tersebut disebut sebagai aerobraking," tutur Reale.
Selain itu, penelitian ini juga memungkinkan tim untuk melihat apakah suasana dapat berubah ketika Matahari terbit dan Matahari terbenam.
Letak Venus yang berada di antara Bumi dan Matahari, kemungkinan tim peneliti hanya dapat melihat sisi malam planet.Â
Advertisement
(jek/isk)
Â
Â