Liputan6.com, Jakarta - Para astronom berhasil menemukan salah satu lubang hitam (black hole) terbesar yang pernah terdeteksi baru-baru ini. Lubang hitam tersebut memiliki massa sebesar 36 miliar kali matahari dan tersembunyi dalam struktur kosmik yang dikenal sebagai "Cosmic Horseshoe".
Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai evolusi lubang hitam supermasif dan bagaimana mereka dapat tumbuh hingga ukuran yang luar biasa besar. Melansir laman Live Science pada Senin (03/03/2025), para ilmuwan menggunakan data dari Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) yang terpasang di Very Large Telescope (VLT) di Gurun Atacama, Chili, serta gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk membuktikan keberadaan lubang hitam raksasa di Cosmic Horseshoe.
Advertisement
Cosmic Horseshoe sendiri pertama kali ditemukan pada 2007 oleh para astronom yang mempelajari fenomena lensa gravitasi. Struktur kosmik ini terdiri dari dua galaksi yang berada di konstelasi Leo.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu ciri khas Cosmic Horseshoe adalah cincin cahaya yang mengelilingi galaksi latar depan, yang dikenal sebagai Einstein Ring. Fenomena ini terjadi karena efek lensa gravitasi, yaitu ketika gravitasi galaksi besar membelokkan dan memperbesar cahaya dari galaksi yang lebih jauh di belakangnya.
Teori lensa gravitasi pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein pada tahun 1915 dalam teori relativitas umum. Teori ini menjelaskan bagaimana benda bermassa besar dapat melengkungkan ruang-waktu dan memengaruhi pergerakan cahaya serta materi di sekitarnya.
Dalam kasus Cosmic Horseshoe, galaksi yang lebih dekat bertindak sebagai lensa gravitasi yang mendistorsi cahaya dari galaksi di belakangnya, menciptakan bentuk cincin yang dramatis. Dengan menganalisis efek lensa gravitasi yang sangat kuat dari galaksi LRG 3-757, para peneliti menyimpulkan bahwa kehadiran lubang hitam ultramassif di pusat galaksi tersebut adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal untuk data yang mereka peroleh.
Keberadaan lubang hitam ini pertama kali diindikasikan oleh anomali dalam distribusi kecepatan bintang dan gas di sekitar pusat galaksi. Lubang Hitam Supermasif: Perbandingan dengan Temuan SebelumnyaPenelitian ini telah dipublikasikan di arXiv pada 19 Februari 2025 dan menyebut bahwa lubang hitam di Cosmic Horseshoe masuk dalam daftar lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan.
Sebagai perbandingan, Ton 618, lubang hitam terbesar yang diketahui sejauh ini, memiliki massa sekitar 66 miliar kali matahari. Sementara itu, lubang hitam yang berada di pusat gugus galaksi Holm 15A memiliki massa sekitar 44 miliar kali Matahari.
Lubang hitam dengan massa sebesar ini jarang ditemukan, dan hanya beberapa objek dengan ukuran sebanding yang telah terdeteksi sejauh ini. Penemuan Cosmic Horseshoe ini memperkuat teori bahwa lubang hitam supermasif dapat terbentuk di lingkungan galaksi tertentu yang memungkinkan pertumbuhan eksponensial mereka melalui akresi materi dan penggabungan galaksi.
Hingga saat ini, para ilmuwan masih mencari tahu bagaimana lubang hitam raksasa di Cosmic Horseshoe bisa terbentuk. Salah satu keanehan yang diamati adalah pergerakan bintang di sekitarnya yang lebih lambat dan lebih teratur dibandingkan yang diharapkan untuk sebuah lubang hitam sebesar ini.
Biasanya, lubang hitam supermasif terbentuk melalui akumulasi bertahap dari gas dan debu kosmik, atau melalui penggabungan lubang hitam yang lebih kecil selama miliaran tahun. Namun, dalam kasus Cosmic Horseshoe, tampaknya ada faktor lain yang berperan dalam pertumbuhannya yang luar biasa besar.
Para astronom menduga bahwa lubang hitam ini mungkin telah terbentuk sangat awal dalam sejarah alam semesta, ketika kerapatan materi masih jauh lebih tinggi daripada saat ini.
(Tifani)