Tersambar Petir, Data Center Google Langsung `Lumpuh`

Petir yang menyambar data center Google di Belgia ini membuat Google `kewalahan` karena kehilangan data virtual

oleh Jeko I. R. diperbarui 20 Agu 2015, 17:42 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2015, 17:42 WIB
Tersambar Petir, Data Center Google Langsung `Lumpuh`
Petir yang menyambar data center Google di Belgia ini membuat Google `kewalahan` karena kehilangan data virtual

Liputan6.com, Saint-Ghislain - Google baru saja mengalami musibah. Baru-baru ini, data center Google yang berada di negara Belgia harus kehilangan data virtual setelah bangunan tersebut tersambar petir.

Dikabarkan, pada saat itu memang terjadi badai kencang dengan intensitas petir yang cukup tinggi. Sehingga `amukan` petir menyambar bangunan data center yang berlokasi di wilayah Saint-Ghislain tersebut.

Menurut yang dilaporkan laman Telegraph, Kamis (20/8/2015), Google yang kini sudah menjadi anak perusahaan Alphabet gagal melakukan restorasi data akibat peristiwa itu. 

Setelah diusut, Google mengungkap bahwa sekitar lima persen dari data yang berada di zona Google Compute Engine, platform cloud computing Google hilang dan tidak bisa dikembalikan lagi.

Google telah mencoba melakukan proses restorasi lewat backup data center, namun sayangnya proses tersebut tidak berjalan dengan mulus. Salah satu pihak juru bicara Google Belgia mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin lalu, (18/8/2015).

Ia menjelaskan, setelah peristiwa itu, data yang berada di dalam disk space data center hanya terkena di angka 0,1 persen. Namun, lama kelamaan bertambah menjadi 0,000001 persen dan meroket menjadi 5 persen.

"Ini pertama kalinya kami harus kehilangan data dalam angka yang terbilang cukup banyak sejauh ini. Sebelumnya, kami tidak pernah mengalami hal seperti ini. Kalau pun kehilangan data, kami selalu bisa melakukan proses recovery data tanpa adanya hambatan," kata juru bicara Google Belgia yang tidak disebutkan namanya ini.

Kendati begitu, Google menjelaksan bahwa pihaknya sedang mencoba melakukan proses upgrading penyimpanan data agar tidak mengalami peristiwa `power failures` semacam ini.

Google Compute Engine merupakan sebuah `mesin virtual` dibawah naungan platform cloud computing Google yang dimana kerap digunakan banyak perusahaan untuk menjalankan fitur desktop virtual.

Beberapa waktu lalu, Google secara resmi mengumumkan perusahaanya kini berdiri dibawah kibaran bendera Alphabet. Alphabet sendiri akan membawahi seluruh lini bisnis Google. Google yang kini dipimpin oleh Sundar Pichai sebagai CEO akan menangani lini bisnis mesin pencari Google Search, iklan digital, Maps, YouTube, serta Android.

Sementara untuk lini bisnis lainnya yang berhubungan dengan riset dan investasi seperti Calico, Nest, Fiber, Google Ventures, Google Capital, dan proyek inkubator Google X akan dikelola langsung oleh Alphabet.

(jek/dew)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya