Keterbatasan Wilayah di Bumi, Data Center bakal Berdiri di Bulan

Perusahaan teknologi asal AS, Lonestar Data Holdings, mengklaim telah berhasil melakukan uji coba menerbangkan data center mini di Bulan.

oleh Agustinus Mario Damar Diperbarui 10 Apr 2025, 17:30 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 17:30 WIB
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Pemandangan penumbra saat mulai menutupi permukaan bulan pada proses terjadinya gerhana bulan yang terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Gerhana Bulan Total ini disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. (Liputan6.com/Arya Manggala)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka, data center yang biasanya ada di sebuah gedung di daratan, akan hadir di permukaan Bulan. Terdengar seperti sebuah kisah fiksi ilmiah, tapi itu yang sedang diupayakan perusahaan asal Amerika Serikat Lonestar Data Holdings.

Dikutip dari BBC, Kamis (10/4/2025), Lonestar Data Holdings baru-baru ini mengklaim telah berhasil melakukan uji coba menerbangkan data center mini seukuran buku tebal ke Bulan.

Data center itu dikirimkan ke satelit Bumi tersebut menggunakan wahana Lunar Lander milik Intuitive Machine, yang diluncurkan roket milik SpaceX. Ini disebut jadi langkah awal dari visi membangun data center permanen di luar angkasa.

Sebagai informasi, di era ledakan kecerdasan buatan seperti sekarang, kebutuhan akan penyimpanan dan pemrosesan data tumbuh secara eksponensial.

Laporan McKinsey memperkirakan permintaan global akan pusat data meningkat 19 persen hingga 22 persen per tahun hingga 2030. Namun, pertumbuhan itu terkendalan ruang dan sumber daya yang makin terbatas di Bumi.

Belum lagi, data center dikenal memiliki konsumsi daya tinggi dan membawa dampak lingkungan, sehingga tak jarang data center mengalami penolakan dari warga sekitarnya.

Mencoba menjawab permasalahan itu, Lonestar pun menawarkan solusi yang radikal, yakni meletakkan data center di luar angkasa, tepatnya di Bulan.

"Dengan menempatkan data di luar angkasa, kami menawarkan tingkat keamanan yang belum pernah ada sebelumnya," tutur Presiden Lonestar Data Holdings Stephen Eisele.

 

Rencana Eropa

Ilustrasi Data, Data Center
Ilustrasi Data, Data Center. Kredit: Ian Battaglia via Unsplash... Selengkapnya

Selain Amerika Serikat, Eropa juga disebut memiliki rencana serupa. Konsorsium Thales Alenia Space, hasil kolaborasi raksasa industri kerdigantaran Prancis dan Italia, merilis studi kelayakan studi kelayakan bertajuk Ascend.

Studi yang didanai Komisi Eropa itu menyebut kalau pembangunan data center di luar angkasa bisa mengubah lanskap digital di Eropa dan lebih ramah lingkungan. 

Kendati demikian, untuk benar-benar menjadi solusi ramah lingkungan, roket peluncur harus sepuluh kali lebih efisien secara emisi.

Proyeksi mereka menargetkan kelayakan komersial data center di luar angkasa terjadi di 2037, dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan investasi yang tepat.

 

Tantangan Data Center di Luar Angkasa

Meski berpotensi, para ahli mengingatkan kalau rencana ini masih memiliki kendala teknis yang cukup signifikan.

Menurut Dr. Domenico Vicinanza, pakar data science dari Anglia Ruskin University, Inggris, biaya peluncuran perangkat per kilogram masih sangat mahal, bahkan dengan kemajuan SpaceX.

"Belum lagi masalah cuaca luar angkasa, puing-puing yang ada di orbit, hingga kesulitan memperbaiki kerusakan dari jauh," tuturnya.

Salah satu contoh masalah yang ditemui adalah soal sistem pendingin. Ia menuturkan, meski luar angkasa dingin, metode pendinginan konvensional tidak efektif tanpa gravitasi.

 

Menuju Komersial di 2027

Kendati masih memiliki banyak rintangan, Lonestar tetap optimistis. Mereka menargetkan menempatkan data center di orbit Bulan pada 2027.

Menurut CEO Lonestar Chris Stott, data center yang berbasis di luar angkasa juga menawarkan solusi bagi isu kedaulatan data, yakni keharusan menyimpan data warga negara di wilayah hukum asal.

Oleh sebab itu, berdasarkan hukum luar angkasa, modul yang ditempatkan di luar angkasa juga akan dianggap sebagai perpanjangan hukum negara luncur. Ia mengibaratkannya sebagai keduataan di luar angkasa.

Meski masih jauh dari realisasi, upaya Lonestar ini ternyata sudah menarik minat pengguna. Disebutkan, pemerintah negara bagian Florida dan Isle of Man bahkan telah masih dalam daftar pelanggan awal perusahaan tersebut.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya