Canggih, Perusahaan Ini Bikin Hati dari Hasil Cetak 3D

Tak hanya jadi media penelitian, hati buatan ini diperkirakan juga dapat mengatasi kebutuhan tranplatasi hati yang tinggi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Des 2015, 07:06 WIB
Diterbitkan 29 Des 2015, 07:06 WIB
Hati buatan
Jaringan hati hasil cetak 3D dari Pandorum Technologies (sumber: pandorumtechnologies)

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan 3D printer di bidang kesehatan dapat dikatakan akan terus berkembang. Setelah sebelumnya diketahui ada model jantung hasil cetak 3D, baru-baru ini di India dikabarkan ada hasil cetak 3D yang dapat berfungsi seperti hati manusia.

Adalah sebuah startup bioteknologi asal Bengaluru, India, yang tengah mengembangkan jaringan hasil cetak 3D yang dibentuk agar dapat berfungsi sebagai hati manusia. Bahkan, lebih lanjut disebutkan bahwa tidak tertutup kemungkinan hasil cetak 3D ini dapat digunakan untuk transplantasi hati secara utuh.

Startup bernama Pandorum Technologies ini menuturkan, jaringan hasil cetak 3D besutannya dibuat dari sel-sel manusia. Melalui jaringan cetak 3D ini, biaya penelitian medis diharapkan dapat berkurang dengan cara mengurangi ketergantungan percobaan pada hewan dan manusia.

"Hati berukuran mini kami merupakan hasil bio-cetak 3D yang dibuat meniru hati manusia dan dapat menjadi plaftorm bagi penemuan dan pengembangan obat dengan khasiat yang lebih baik, berkurangnya efek samping, serta biaya lebih rendah," ujar Arun Chandru, co-founder Pandorum, seperti dikutip dari laman International Business Times, Selasa (29/12/2015).

Lebih lanjut Chandru menuturkan bahwa perusahaan farmasi besar biasanya menghabiskan dana US$ 10 miliar dan 10 tahun penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan sebuah obat baru ke pasaran.

Namun, dengan hati hasil cetak 3D ini, hal tersebut dapat dikurangi. Sebab, pengujian dan pengembangan sebuah obat baru dapat langsung dilakukan di hati buatan tersebut.

Sebenarnya, Pandorum bukanlah perusahaan pertama yang membuat jaringan hati buatan. Namun, jaringan hati buatan Pandorum memiliki nilai lebih, yakni biaya pembuatan yang lebih murah: tidak lebih dari US$ 150 ribu.

Hal ini jelas sangat membantu negara berkembang seperti India sebab banyak teknologi kesehatan yang canggih tidak mampu dijangkau sebagian besar penduduk di sana.

Menurut data WHO bulan Mei 2014, diketahui ada 200.000 kematian di India akibat penyakit hati. Sementara itu, biaya transplantasi hati sendiri masih mahal, yaitu US$ 30 ribu. Angka tersebut jelas lebih tinggi dari pendapatan per kapita negara tersebut.

"Saat ini kebutuhan akan transplantasi hati di India mencapai 60 sampai 75 ribu. Namun, hanya sekitar 1.500 yang dapat dilakukan. Karenanya, hati buatan ini tidak hanya mengurangi biaya penelitian medis sebesar 20 sampai 30 persen, tetapi juga meningkatkan ketersediaan organ," pungkas Chandru.

(Dam/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya