Fokus Kembangkan PlayStation, Sony Bentuk Anak Perusahaan

Sony Interactive Entertainment merupakan gabungan Sony Computer Entertainment dan Sony Network Entertainment untuk berfokus pada PlayStation

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 27 Jan 2016, 14:31 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 14:31 WIB
Kantor Sony di Jepang
Kantor Sony di Jepang. Kredit: wtop.com

Liputan6.com, Jakarta - Sony dikabarkan telah membentuk anak perusahaan baru yang secara khusus menangani bisnis PlayStation. Anak perusahaan yang bernama Sony Interactive Entertainment ini merupakan penggabungan dari Sony Computer Entertianment dan Sony Network Entertainment.

Sony Interactive Entertainment diketahui akan berkantor pusat di California, Amerika Serikat, dan dijalankan oleh Andrew House, seorang eksekutif Sony yang juga berperan dalam peluncuran PlayStation. Rencananya, Sony Interactive Entertainment juga akan memiliki kantor di London dan Tokyo pada akhir 2016.

Lebih lanjut, Sony Interactive Entertainment akan mengurus segala hal yang berkaitan dengan lini bisnis PlayStation. Untuk melakukan hal tersebut, Sony Interactive Entertainment akan mengintegrasikan teknologi besutan Sony sendiri.

"Dengan menggabungkan kekuatan dari hardware, software, konten, dan operasi jaringan Sony, SIE akan menjadi entitas yang lebih kuat dan memilih tujuan yang lebih jelas untuk mempercepat pertumbuhan bisnis PlayStation," ujar House, seperti dikutip dari laman Business Insider, Rabu (27/1/2016).

Di sisi lain, menurut beberapa analis, perubahan ini diperkirakan membantu Sony menghadapi perubahan kondisi industri game saat ini. Amir Anvarzdeh, Manager di BGC Partners, menilai jaringan dan game pada dasarnya memiliki basis pengguna yang sama. Tak hanya itu, kondisi game off-line saat ini tidak begitu menggerakkan pasar.

Langkah pembentukan anak perusahaan ini juga dikatakan sebagai upaya untuk terus memperkuat posisi PlayStation di pasar. Sebab, PlayStation merupakan salah satu produk tersukses Sony yang terjual di pasaran, salah satunya PlayStation 4 yang terjual lebih dari 35 juta unit sejak 2013.

(Dam/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya