Situs KPAI Diretas, Imbas Wacana Pemblokiran 15 Gim?

Sekelompok hacker memprotes wacana pemblokiran 15 gim yang dianggap berbahaya bagi anak-anak dengan melakukan deface terhadap situs web KPAI

oleh Yuslianson diperbarui 02 Mei 2016, 11:29 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 11:29 WIB
KPAI di hack
Situs resmi KPAI diretas imbas dari dukungan pemblokiran beberapa judul gim online. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia gim Indonesia saat ini sedang hangat-hangatnya sehubungan dengan rencana Kemenkominfo, Kemendikbud, dan KPAI memblokir 15 judul gim yang menurut mereka berbahaya bagi anak-anak.

Ke-15 judul gim tersebut adalah Grand Theft Auto, Mortal Kombat, Point Blank, Counter Strike, World of Warcraft, Call of Duty, Cross Fire, War Rock, Future Cop, Carmageddon, Shelschock, Rising Force, Atlantica, Bully, dan Conflict of Vietnam.

Keadaan pun makin panas setelah munculnya dukungan atas pemblokiran gim-gim tersebut di atas. Mendengar kabar ini, netizen melayangkan protes dengan mengatakan pemblokiran bukan hal yang tepat.

Bila ada pihak yang melayangkan petisi terbuka di Change.org dan mengungkap ketidaksetujuannya di sosial media, sekelompok hacker (peretas) memprotes hal ini dengan mengubah tampilan situs web situs (deface) KPAI.

Tampil dengan latar belakang hitam, laman KPAI diisi dengan teks "Zuhahaha...You're drunk? Fix ur sec first b4 talking about game" yang berarti, "Hahahaha... Kalian mabuk? Coba perbaiki sistem keamanan kalian sebelum bicara soal gim".

Ini tentu saja menandakan kelompok hacker itu menolak rencana pemblokiran tersebut.

Namun sayangnya masih belum diketahui siapa yang bertanggung jawab di balik serangan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, situs web KPAI masih dalam tampilan deface.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, melalui keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswerdan menyebutkan permainan di layar elektronik seperti gim online dan PlayStation tidak selalu berdampak buruk.

Yang diperlukan, menurut Anies, adalah kategorisasi atau sistem rating. Ucapan mantan rektor Universitas Paramadina ini sejalan dengan berbagai kalangan gamer di Indonesia yang mengharapkan sistem rating di dalam gim, dilanjutkan dengan edukasi para orang tua terhadap sistem tersebut.

(Ysl/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya