Industri Gim Indonesia Terus Berkembang, Tapi...

Gim digital, industri maupun pelakunya, terus berkembang di Indonesia namun masih harus terus belajar karena relatif masih hijau.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 07 Agu 2016, 17:08 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2016, 17:08 WIB
Game
Moritz Lehr dari Kunst-stoff Studio (ketiga kanan). Liputan6.com/ Muhammad Sufyan Abdurrahman

Liputan6.com, Bandung - Gim digital, industri maupun pelakunya, terus berkembang di Indonesia namun masih harus terus belajar karena relatif masih hijau.

Moritz Lehr dari Kunst-stoff Studio, Jerman, mengatakan, gim digital sudah berkembang di negaranya sejak tahun 1980-an atau sudah digeluti hampir 30 tahun terakhir ini.

Sementara, gim di Indonesia baru digeluti kurang dari sepuluh tahun terakhir. Sekalipun ketinggalan jauh, akan tetapi para kreator permainannya memiliki banyak kapital sosial untuk terus berkembang.

"Setelah beberapa hari di Indonesia, saya melihat pengembang gim di Indonesia mayoritas sangat antusias, senang bekerja sama, dan sangat terbuka pada berbagai masukan," katanya kepada Tekno Liputan6.com seusai workshop gim hasil kerjasama Goethe-Institut Indonesien, Kementerian Luar Negeri Jerman, Stiftung Digitale Spielkultur, dan Asosiasi Game Indonesia di Goethe Institut Bandung, baru-baru ini.

Di sisi lain, sambung Lehr, pengembang gim di Indonesia belum sepenuhnya terkoneksi secara global. Sebab, baru beberapa yang memfokuskan produknya kepada pasar global dan tidak menitikberatkan pasar lokal.

"Saya sarankan harus makin berani ke luar, tunjukkan karya ke dunia luar, agar makin terlihat karyanya. Spirit kerja sama dan antusias ini menjadi modal berharga untuk bisa cepat mengejar ketertinggalan," katanya.
Para peserta berpose bersama setelah acara workshop game, 1-5 Agustus 2016 di Goethe Institut Bandung. (Liputan6.com/Muhammad Sufyan Abdurrahman)
Lehr juga menyarankan agar berbagai elemen di Indonesia, khususnya pemerintah, memperbanyak jejaring ke luar negeri sehingga elaborasi bisa dilakukan ke banyak negara maju selain Jerman.

Selain itu, tambahnya, pemerintah juga harus berani investasi pada ranah industri kreatif ini. Antara lain meningkatkan alokasi anggaran maupun memberikan beasiswa untuk meneruskan kuliah terkait gim.

"Investasi pendidikan sangat penting. Harus berani kucurkan dana untuk beri beasiswa. Lakukan pertukaran mahasiswa dan dosen gim dari negara yang sudah mapan industri gimnya, maka industri bisa cepat mapan," pungkasnya.

(Msu/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya