Masuki Tahun ke-7, Program Indigo Telkom Jaring 2.056 Startup

Di tengah gencarnya berbagai program seleksi sekaligus inkubasi startup belakangan ini, program Indigo dari Telkom sudah memasuki tahun ke-7

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 15 Agu 2016, 12:08 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 12:08 WIB
ilustrasi startup
ilustrasi startup. ilustrasi: garbshare

Liputan6.com, Bandung - Di tengah gencarnya berbagai program seleksi sekaligus inkubasi startup belakangan ini, program Indigo dari PT Telkom sudah memasuki tahun ke-7.

Bahkan, seperti dikatakan Direktur Innovation & Strategic Portfolio PT Telkom Indra Utoyo, program Indigo sudah digelar sejak tahun 2009. Program ini tergolong perintis karena 7 tahun lalu belum banyak pihak yang menggelar program serupa di Indonesia.

"Dari tahun 2009 hingga sekarang, yang ikut sudah 2.056 startup. Dari jumlah tersebut, yang masuk program inkubator ada 55 startup. Sebagian sudah memperoleh modal ventura dari kami," tutur Indra kepada Tekno Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Sejumlah peserta inkubator sudah melantai di pasar dan melayani pengguna, baik masyarakat luas maupun Telkom Group yang memiliki puluhan anak perusahaan.

Misalnya startup penyedia platform perdagangan elektronik, Jarvis Store, kini digunakan Divisi Business Service PT Telkom. Xigent, pembuat tombol panik, diserap oleh wali kota Bandung Ridwan Kamil di Bandung Command Center.

Kakatu, piranti filtering konten, serta Hyjabs, aplikasi perdagangan elektronik, menjadi mitra PT Telkomsel. Privi Doc, aplikasi perkantoran, digunakan oleh Direktorat Consumer Telkom (Indihome). Selain itu, beberapa startup lain yang sudah melantai ke pasar antara lain Infokes, Siji, Cerita Perut, Sasbuzz Marketing, dan Siji Museum Digital.

Direktur Innovation & Strategic Portfolio PT Telkom Indra Utoyo (kanan) saat awal mengembangkan Indigo dengan meluncurkan pasar aplikasi, www. pasarkreasi.com, tahun 2008 lalu
Menurut Indra, pihaknya juga bukan sekadar mengadakan seleksi dan inkubasi. Lebih dari itu, coworking space (terbagi atas creative center dan creative camps) pun dihadirkan secara cuma-cuma bagi para startup di 20 lokasi di 12 kota di Indonesia.

"Misalnya Bandung Digital Valley sudah memiliki komunitas dengan member sebanyak 3.421 hingga sekarang, Jogya Digital Valley 4.122 (member), Jakarta Digital Valley 1.179 (member). Kami juga menghadirkan Digital Lounge, Dilo, yang sudah memiliki 10.447 member. Jadi, kami mencari people dengan juga menghadirkan planet atau tempat kreatif serta participation atau kehadiran mentor global," pungkas Indra.

(Msu/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya