Liputan6.com, Waterloo, Kanada - BlackBerry dikabarkan akan mengambil keputusan penting dalam waktu dekat. Keputusan itu disebut-sebut akan berpengaruh pada kelangsungan divisi hardware dari perusahaan asal Kanada tersebut.
Kabarnya, CEO BlackBerry John Chen tengah mempertimbangkan akan menutup divisi hardware menjelang akhir September 2016. Informasi ini pertama kali diketahui dari laporan Motley Fool beberapa waktu lalu.
Mengutip informasi dari laman Digital Trends, Selasa (27/9/2016), ada kemungkinan BlackBerry akan meninggalkan pasar perangkat keras dengan menutup divisi hardware-nya pada 28 September 2016. Waktu itu dipilih sebelum laporan keuangan kedua untuk tahun ini.
Baca Juga
Kabar ini kian diperkuat dengan pernyataan Chen pada Juni 2016 lalu. Pada sebuah pertemuan dengan pemegang saham, ia sempat mengungkapkan secara pribadi tak percaya perangkat keras akan menjadi masa depan perusahaan.
Di samping itu, hasil dari divisi hardware juga tak lagi maksimal. Pengeluaran untuk divisi tersebut diperkirakan mencapai 65 persen biaya riset dan pengembangan, tapi produk Blackberry hanya mampu mencapai 1 persen pangsa pasar smartphone global.
Karenanya, penutupan divisi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada pengembangan software. Hal itu juga sempat diungkapkan Head of Global Sales BlackBerry Carl Wiese pada April 2016.
Ia menunturkan perusahaan telah memperoleh hasil yang cukup baik dalam mengembangkan perangkat lunak. Apalagi perusahaan itu telah mengakuisisi Good Technology pada 2015 lalu dengan nilai US$ 425 juta atau Rp 6 triliun.
Namun tak sedikit analis yang menyebut perusahaan tersebut tak benar-benar akan meninggalkan bisnis perangkat keras. BlackBerry kemungkinan akan memakai strategi baru untuk bertahan di tengah persaingan ponsel pintar.
Alih-alih mengembangkan ponsel sendiri, perusahaan itu menggandeng perusahaan lain. Hal itu sudah dilakukan dengan kehadiran DTEK50 yang merupakan hasil kerja sama dengan TCL Communication.
(Dam/Cas)