Liputan6.com, Jakarta - Lusa, dunia akan menjadi saksi siapa yang akan menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat (AS). Apakah Hillary Clinton atau Donald Trump? Kita belum tahu siapa yang akan menduduki kursi di ruang oval di Gedung Putih.
Baca Juga
Di saat banyak warga AS mempersiapkan pilihannya untuk memberikan suaranya untuk presiden ke-45 sekaligus pengganti Barack Obama, beredar kabar menyebutkan pihak Rusia berencana meretas pemilihan umum (pemilu) AS.
Mengutip informasi dari NBC News, Selasa (8/11/2016), rencana aksi peretasan oleh pihak Rusia ini rupanya bertujuan untuk memengaruhi proses pemilihan presiden pada 8 November 2016.
Sekadar informasi, ini bukan pertama kali kedua negara (Amerika Serikat dan Rusia) mengklaim melakukan serangan siber satu sama lain.
Namun, kali ini sebagian pihak di AS mengancam akan melumpuhkan infrastruktur penting di Rusia lewat serangan siber.
Bagaimana cara AS menyerang Rusia? Meski tidak menyebutkan secara pasti, banyak pihak menduga kalau tim cyberwarfare asal Negeri Paman Sam itu sudah memegang 'kunci' agar Rusia tidak mengganggu-gugat proses pemilu AS.
(Ysl/Cas)