Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa bulan terakhir, Go-Jek telah mengakuisisi setidaknya empat perusahaan teknologi asal India. Langkah itu ternyata bukan bentuk kemitraan semata, tapi lebih dari itu, Go-Jek tengah membangun pipa penghubung antara perusahaan teknologi asal India dan Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh CEO dan founder Go-Jek Nadiem Makarim saat ditemui di sela-sela acara Tech in Asia Jakarta 2016, Kamis (17/11/2016). Ia menuturkan, lewat langkah ini, Go-Jek telah menjadi pionir hubungan antara "Silicon Valley" di Indonesia dan India.
Advertisement
Baca Juga
"Lewat langkah ini juga, kami sering mendapat pertanyaan dari beberapa startup untuk dikenalkan dengan talenta-talenta asal India," ujar pria jebolan Harvard University tersebut.
Hubungan yang erat antara Go-Jek dengan perusahaan asal India juga tak lepas dari Chief Technology Officer (CTO) Go-Jek yang memang berasal dari sana.
Nadiem menuturkan CTO Go-Jek kerap merekomendasikan perusahaan yang dapat diajak kerja sama dan berbagi ilmu. Karena itu, ini berawal dari hubungan kerja sama yang dilanjutkan dengan merger dan atau akuisisi.
"Tapi sebenarnya, bukan beli perusahaan, tapi lebih ke hire karyawan (acqui-hire). Tapi, karena sama-sama cocok dan saling jatuh cinta ya, jadi kita gabung saja," kata Nadiem melanjutkan.
Maka itu, saat ini banyak engineers Go-Jek Indonesia sering terbang ke India, begitu juga sebaliknya.
"Jadi, sekarang sering ada engineers Go-Jek yang ingin merasakan situasi berbeda, mereka terbang ke India. Begitu juga dengan engineers India yang ingin merasakan kehidupan Jakarta, dapat mengunjungi kantor kami di sini," tutur Nadiem mengakhiri pembicaraan.
Sebagai informasi, Go-Jek melakukan acqu-hire sejumlah perusahaan asal India, seperti C42 dan CodeIgnition pada awal tahun ini. Selain itu, pada September 2016, Go-Jek juga mencaplok Pianta, startup yang bergerak di bidang layanan kesehatan.
Terbaru, Go-Jek juga mengakuisisi LeftShift, startup yang bergerak di bidang pengembangan produk. Melalui kesepakatan tersebut, tim LeftShift yang berjumlah 42 orang akan bergabung dengan tim Engineering Go-Jek di India.
Adapun pertumbuhan Go-Jek tak dimungkiri cukup signifikan. Pada Agustus 2016, Go-Jek meraup pendanaan US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Ini membuat nilai valuasi Go-Jek meroket menjadi US$ 1,3 miliar atau setara Rp 17 triliun dan membuatnya menjadi salah satu unicorn startup di Asia Tenggara.
(Dam/Why)