Samsung Lakukan 8 Pengujian Agar Baterai Smartphone Tak Meledak

Samsung dikabarkan bakal melakukan delapan pengujian baterai agar smartphone besutannya tak mengalami nasib serupa dengan Galaxy Note 7.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Jan 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 14:20 WIB
8 proses pengujian
8 Proses pengujian baterai smartphone Samsung (Sumber: The Verge)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengumumkan penyebab Galaxy Note 7 meledak, Samsung mengklaim telah mengimplementasikan delapan proses pengujian baterai lithium-ion. Tak hanya itu, Samsung juga dikabarkan membentuk dewan penasihat khusus untuk masalah baterai yang terdiri dari beberapa akademisi dari Cambridge, Berkeley, dan Stanford.

Bahkan, bukan cuma untuk Galaxy S8, pengujian ini berlaku untuk semua smartphone dengan baterai berjenis lithium-ion. Mengutip dari laman The Verge, Kamis (26/1/2017), ada delapan cara pengujian baterai yang akan dilakukan Samsung.

Di antaranya mengecek ketahanan baterai, visual inspection, x-ray, pengujian charge dan discharge, pengujian senyawa total volatil (TVOC), tes pembongkaran, tes akselerasi pemakaian, dan pengujian voltase sirkuit.

Rupanya delapan langkah itu tak benar-benar baru diterapkan. Pada perangkat sebelumnya, tiga langkah pertama dan pengujian voltase sirkuit itu telah dilaksanakan. Namun, menurut perusahaan, pengujian terus ditingkatkan dan akan dilakukan dengan peningkatan frekuensi. Misalnya saja, meningkatkan standar internal untuk visual inspection.

Sementara itu, tes pengujian charge dan discharge, TVOC, dan tes akselerasi pemakaian merupakan proses pengujian baru. Adapun tes pengujian charge dan discharge artinya kedua pengujian dilakukan saat perangkat sedang diisi daya maupun saat baterainya kosong.

Sebagian proses pengujian dilakukan oleh Samsung dan juga oleh pihak ketiga yang dibayar untuk memeriksa kerusakan smartphone.

Langkah-langkah di atas dilakukan setelah perusahaan Korea Selatan itu mengalami kegagalan yang merugikan Samsung akibat meledaknya Galaxy Note 7 secara massal. Beberapa saat kemudian diketahui baterai baterai adalah penyebab utama ledakan dan kegagalan tersebut.

Samsung pernah menarik phablet premium itu dan berjanji untuk menghadirkannya kembali di pasaran. Sayangnya setelah dua kali gagal, Samsung memutuskan untuk benar-benar menghentikan penjualan Note 7.

Saat ini, Samsung pun tengah bersiap menanti kelahiran Galaxy S8. Ponsel flagship inipun banyak disebut akan menjadi pertaruhan Samsung setelah kasus Galaxy Note 7.

(Tin/Ysl)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya