Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum, Facebook menyontek fitur Snapchat untuk layanannya. Tak cuma Facebook, layanan di bawah naungannya, yakni Instagram, WhatsApp, dan Messenger, juga demikian.
Meski fiturnya kerap ditiru, Snapchat tetap punya basis pengguna setia. Berdasarkan laporan baru perusahaan riset App Annie, sebanyak 35 persen pengguna harian Snapchat di Amerika Serikat (AS) tidak menggunakan Facebook pada hari apa pun.Â
Advertisement
Baca Juga
Facebook bukan satu-satunya yang dianggap "tidak keren" oleh remaja. Snapchat juga lebih diminati ketimbang Instagram, Facebook Messenger, YouTube, dan WhatsApp.
"Pada hari apa pun di AS, sebanyak 35 persen pengguna harian Snapchat tidak bisa dijangkau oleh Facebook, 46 persen tidak bisa dijangkau oleh Instagram dan 58 persen tidak bisa dijangkau oleh Messenger," tulis App Annie dalam laporannya, seperti dilansir Mashable, Jumat (5/5/2017).
Data ini dinilai menjadi kabar baik bagi Snap Inc--perusahaan pembesut aplikasi Snapchat--setidaknya bisa menjadi nilai jual kepada para pengiklan.
"Ketika kalian bisa mengatakan, 'ada persentase yang lebih besar di Snapchat, yang tidak akan ada di Facebook dan YouTube,' maka itu adalah statistik yang bagus dan akan sangat membantu para pengiklan untuk memahami nilai sumber daya mereka," kata CEO Delmondo, Nick Cicero.
Delmondo adalah sebuah perusahaan analisis video, yang membuat iklan untuk Snapchat dan Facebook.
Cicero menilai Snapchat memiliki keunggulan yang tidak dimiliki para kompetitornya. Hal ini yang akan menjadi daya tarik berbagai perusahaan memasang iklan di Snapchat.
"Jumlah konsumsi pengguna Snapchat, yang juga berkaitan dengan 'menciptakan', adalah sesuatu yang saya pikir tidak dapat ditiru Facebook dan Instagram. Ini perbedaan secara mendasar," jelas Cicero.
Namun, laporan statistik App Annie dinilai tidak akan melemahkan Facebook begitu saja. Raksasa jejaring sosial itu baru merilis statistiknya di mana 66 persen pengguna aktif bulanan mengunjungi Facebook setiap hari. Data ini dirilis beberapa jam setelah laporan App Annie, dan belum diketahui apakah Facebook sengaja melakukannya.
"Kedua perusahaan tentu bertarung dengan cukup keras. Mereka jelas bertarung dalam narasi investor," tutur analis Creative Strategies, Ben Bajarin.
(Din/Cas)