Ilmuwan Tiongkok Berhasil Bangun Satelit Jaringan Kuantum

Satelit ini disebut-sebut akan menawarkan jaringan internet yang aman

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 17 Jun 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2017, 18:30 WIB
Satelt
Ilustrasi satelit. Dok: computerweekly.com

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan Tiongkok dilaporkan berhasil mengembangkan satelit komunikasi pertama berbasis fisika kuantum. Melalui satelit ini, para ilmuwan berhasil mengirimkan foton dari luar angkasa dengan jarak 1.200 km.

Keberhasilan ini menjadi pengiriman foton terjauh yang pernah dilakukan dan pengiriman pertama antara Bumi dan luar angkasa. Para peneliti menyebut sistem ini dapat membuka cakrawala baru untuk komunikasi kuantum dan eksperimen optik kuantum dasar.

Lantas, apa yang membuat teknologi ini begitu menarik? Menurut peneliti, informasi terenkripsi yang dikirimkan melalui jaringan kuantum tak dapat dipecahkan oleh pihak lain. Alasannya, keamanan jaringan kuantum dijamin hukum fisika yang sangat aman.

"Berbeda dari sistem kriptografi saat ini yang mengandalkan sistem matematika kompleks untuk menyimpan data dengan aman. Sistem ini tidak dapat dipecahkan hacker," ujar Jian-Wei Pan, pimpinan tim dari University of Science and Technology Hefei seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (17/6/2017).

Para peneliti melakukan uji coba dengan memakai satelit pertama dunia yang mendukung kuantum buatan Tiongok bernama Micius. Satelit ini menciptakan pasangan foton ke perangkat yang terhubung melalui ikatan kuantum.

Setelah itu, sinyal akan dipancarkan secara simultan ke stasiun darat di wilayah terpisah. Setiap pasang partikel akan menempuh jarak sekitar 1.900 km.

Fisikawan dari National of Standards and Technology Colorado, Martin Stevens, mengapresiasi riset yang dilakukan para peneliti ini. Menurutnya, eksperimen semacam ini bukan hal yang mudah dilakukan, termasuk dalam lingkungan laboratorium yang terkendali.

Sebelumnya, Stevens juga pernah melakukan eksperimen serupa dengan mengirimkan foton berpasangan melalui kabel fiber optik. Namun karena keterbatasan, komunikasi berbasis kuantum ini tak dapat menjangkau wilayah dengan jarak yang lebih jauh.

(Dam)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya