Liputan6.com, Jakarta - Media sosial diminta untuk turut aktif menghentikan peredaran berita palsu alias hoax. Kini, giliran situs microblogging Twitter yang kabarnya sedang berupaya memerangi berita palsu.
Menurut laporan The Washington Post, media sosial besutan Jack Dorsey cs itu sedang mempertimbangkan kehadiran fitur baru yang memungkinkan pengguna menandai kicauan berkonten berita palsu atau tidak akurat.
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari The Guardian, Minggu (2/7/2017), fitur baru itu juga akan memungkinkan pengguna untuk melaporkan kicauan mengandung informasi menyesatkan. Cara kerjanya mirip dengan fitur pelaporan cuitan spam atau makian yang saat ini sudah ada di Twitter.
Dikatakan, langkah ini mengikuti Facebook yang sudah memperkenalkan fitur agar pengguna bisa melaporkan hoax pada Desember tahun lalu.
Sayangnya, belum disebutkan secara jelas mengenai tindak lanjut dari informasi yang telah dilaporkan ke moderator Twitter. The Washington Post menyebut, belum ada kepastian apakah fitur itu akan diluncurkan sepenuhnya atau tidak. Hal tersebut karena Twitter khawatir fitur pelaporan ini dapat dipakai untuk menyalahgunakan sistem.
Sekadar diketahui, sejauh ini kehadiran tool pelaporan justru sering disalahgunakan. Misalnya saja ketika seseorang menyadari akun mereka telah diblokir oleh penyedia layanan gara-gara laporan pihak lain.
Twitter pun ingin menghindari hal semacam itu. Pada sisi lain, jika tak menghentikan peredaran berita palsu, perusahaan akan dituding melakukan bias politis.
Hal itu seperti dialami jejaring sosial Facebook yang dituduh lebih membela satu pihak lantaran sumber berita yang dipercaya satu dan lain pihak tidaklah sama. Perusahaan pun memutuskan untuk bermitra dengan organisasi pengecekan fakta yang bersifat independen di AS untuk memastikan berita yang dibagikan bersifat akurat.
(Tin/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: