Investasi Startup di Indonesia Naik 68 Kali Lipat

Sebagai gambaran, investasi startup di Indonesia pada 2017 menyentuh US$ 3 miliar dari sebelumnya US$ 1,4 miliar.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 20 Sep 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 14:00 WIB
VC Outlook Google
VC Outlook Google (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data terbaru, kepercayaan investor terhadap pasar perusahaan rintisan (startup) di Indonesia ternyata meningkat. Data tersebut didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Google dan AT Kearney.

Hasil penelitian itu mencatat investasi pada startup tumbuh 68 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Untuk informasi gambaran, pada 2012 investasi tercatat ada di angka US$ 44 juta, sedangkan untuk bulan ke-8 2017 sudah menyentuh US$ 3 miliar.

"Kita dapat lihat momentum investasi startup telah naik dua kali lipat dari 2016. Google sangat percaya terhadap potensi ekonomi digital Indonesia dan laporan ini menunjukkan investor lokal dan luar juga mempunyai antusiasme serupa," ujar Managing Director Google Indonesia Tony Keusgen dalam keterangan yang diterima, Rabu (20/9/2017).

Sebagai informasi, riset bertajuk 'Indonesia Venture Capital Outlook 2017' ini dilakukan dari Mei hingga Agustus 2017. Berdasarkan riset ini, lanskap startup di Indonesia masih berada dalam tahap awal tapi sudah mengalami kemajuan sangat pesat, terutama e-Commerce dan transportasi.

Para investor dari venture capital juga sangat percaya pada peluang investasi di Indonesia. Hal didasarkan pada kemajuan ekonomi negara, jumlah kelas menengah yang meningkat, dan jumlah populasi anak muda yang melek teknologi terbilang tinggi.

Selain e-Commerce dan transportasi, riset ini juga menunjukkan ada dua kategori lain yang muncul sebagai kategori teratas untuk investasi masa depan, yakni financial technology (fintech) dan kesehatan.

"Potensi pasar ini meningkat dengan bagus, begitupun dengan kebutuhan terhadap para developer. Akan tetapi tak sekadar perubahan bertahap, harus ada sokongan yang kuat untuk menghadirkan talenta ini agar startup dapat memenuhi permintaan pasar," ujar Partner AT Kearney Alessandro Gazzini.

Selain iklim investasi startup yang tinggi di Indonesia, riset ini juga menyorot empat area utama yang dapat mempercepat kemajuan ekosistem perusahaan rintisan Indonesia, yakni pengembangan sumber daya manusia, insentif perpajakan, opsi pendanaan, serta kemudahan memfasilitasi startup.

Dalam penelitian yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia ini, nilai investasi global memang terus melonjak dalam lima tahun terakhir. Aliran pendanaan juga cukup stabil dan mencapai tahap akhir (seri C ke atas).

Untuk saat ini, Amerika Serikat memang masih menjadi pusat startup dunia, tapi investasi di Asia sebenarnya juga tumbuh pesat. Beberapa di antaranya terjadi di Tiongkok, India, dan Asia Tenggara.

Akan tetapi dari tiga wilayah tersebut, Asia Tenggara menjadi daerah yang paling cepat pertumbuhannya, dengan Indonesia dan Singapura berada di barisan terdepan. Menurut rencana, studi semacam ini akan dipublikasikan rutin tiap tahun.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya