Liputan6.com, Jakarta - Intel dilaporkan tengah melakukan kolaborasi dengan Microsoft, Dell, HP, dan Lenovo untuk meluncurkan laptop yang dapat menggunakan koneksi 5G.
Tujuannya adalah agar dapat menyediakan kecepatan dengan level gigabit.
Pengembangan tersebut tidak akan memakai waktu lama, karena pada musim liburan 2019, PC dan laptop 5G ditargetkan akan tersedia untuk dinikmati publik dengan memakai modem Intel, demikian dilansir dari The Verge, Selasa (27/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Intel sendiri diketahui juga sedang mengembangkan modem 5G yang dapat menunjung koneksi 2G, 3G, dan LTE.
Meski tak ada jaminan PC dan laptop 5G besutan Intel dapat tersedia sesuai target jadwal, Intel memastikan kalau untuk koneksi 5G sendiri ditargetkan siap rilis secara komersil pada 2019.
Â
Teknologi 5G Sudah di Depan Mata
Soal pengembangan teknologi 5G, Qualcomm boleh dibilang menjadi salah satu pemain besar. Perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut mengumumkan bahwa koneksi 5G akan diluncurkan secara komersial pada 2019.
Untuk uji cobanya sendiri, Qualcomm akan mengikutsertakan 18 operator mobile dari berbagai negara yang siap menguji jaringan 5G menggunakan Qualcomm's X50 5G modem.
Nama-nama kuat seperti AT&T, British Telecom, China Mobile, Deutsche Telekom, LG Uplus, NTT Docomo, dan Verizon Wireless, adalah beberapa dari yang turut berpartisipasi menguji teknologi 5G dengan modem Qualcomm yang dimulai pada 2018 ini.
Engadget pada laporannya mencatat Apple tidak turut berpartisipasi karena sedang mempunyai masalah hukum dengan Qualcomm. Huawei yang sedang mengembangkan chip mereka sendiri, juga akan absen.
Perusahaan-perusahaan elektronik terkenal di Asia juga mendukung pengembangan 5G yang dilakukan Qualcomm. Di antaranya ada Asus, HTC, LG, Oppo, Sony Mobile, Vivo, Xiaomi, ZTE, dan Samsung.
Advertisement
Indonesia Juga Harus Bersiap untuk 5G
Senior Vice President Government Affairs Qualcomm Susie Armstrong menyarankan agar Indonesia mulai bersiap menyongsong kehadiran teknologi anyar ini. Terlebih, 5G akan menjadi salah satu faktor pendukung penerapan Internet of Things (IoT).
"IoT membutuhkan 5G dan untuk menjalankan teknologi anyar itu (5G) sebenarnya tak membutuhkan alat yang canggih," tuturnya usai ditemui dari acara seminar yang diselenggarakan Qualcomm beberapa waktu lalu.
Salah satu persiapan yang perlu dilakukan Indonesia adalah para tenaga ahli. Menurut Armstrong, negara Indonesia masih membutuhkan lebih banyak insinyur untuk mengembangkan teknologi 5G.
"Namun masalah ini sebenarnya tak hanya dihadapi Indonesia. Negara Amerika Serikat sekali pun sebenarnya mengalami hal yang sama," ujarnya.Â
Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)Â juga merencanakan uji coba 5G di turnamen Asian Games 2018 yang akan diadakan pada Agustus mendatang.
Disampaikan Menkominfo Rudiantara, teknologi 5G yang akan diuji di Asian Games 2018 bukanlah seperti teknologi 5G yang akan digunakan di Olimpiade 2020 di Jepang.
"Teknologi ini merupakan uji coba 5G fix wireless dengan kecepatan super kencang dan bisa tembus 100 Mbps," ujar pria yang karib disapa Chief RA tersebut.
Untuk bisa merealisasikan rencana tersebut, Menkominfo membuka kesempatan bagi siapa pun untuk menguji coba 5G.
(Tom/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â