Liputan6.com, Jakarta - Tim Beehive Drones dengan proyek Beehive Agriculture berhasil keluar sebagai juara Microsoft Imagine Cup 2018 dari Indonesia.
Tim ini selanjutnya akan bertanding dengan juara lain dari wilayah Asia Pasifik di Kuala Lumpur, Malaysia, pada April, agar bisa mengikuti final dunia pada akhir Juli 2018.
Beehive Agriculture merupakan proyek yang menerapkan teknologi drone berbasis Internet of Things (IoT). Proyek ini diklaim sebagai pendekatan baru untuk memecahkan masalah, yang untuk saat ini di sektor pertanian.
Advertisement
Baca Juga
Dengan sistem drone yang kooperatif ini, petani dapat mengakses informasi detail pertanian hanya melalui aplikasi mobile di smartphone. Sistem perangkat ini dirancang untuk melakukan analisis dan tugas pertanian, serta kemudahan penggunaan drone melalui situs web dan aplikasi mobile.
Dijelaskan Chief Technology Officer (CEO) Beehive Drones, Hilton Tnunay, sistem drone ini mulai kembangkan sejak tahun lalu. Drone yang dipresentasikan dalam ajang final Imagine Cup 2018 di Indonesia merupakan prototype ke dua.
Ke depan, tim Beehive Drones yang terdiri dari tiga orang mahasiswa asal Indonesia dari University of Manchester ini, akan terus mengembangkan kemampuan sistem “drone pintar” tersebut.
“Untuk saat ini fokusnya masih ke agrikultur, tapi ke depannya akan banyak lagi,” tutur Hilton saat ditemui di ajang Imagine Cup 2018 Indonesia Finals di kawasan Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Bisa Digunakan untuk Mengawasi Kondisi Ladang atau Kebun
Menurut mahasiswa pascasarjana itu, drone ini bisa bertugas untuk mengawasi kondisi tanaman di ladang atau perkebunan, serta menyiram air dan menyebar pupuk. Para petani atau pelaku bisnis yang menggunakan drone ini juga dipermudah dengan penggunaannya yang tidak membutuhkan remote control.
Sederhananya, pengguna hanya perlu memilih jenis layanan yang diinginkan melalui aplikasi khusus pada ponsel. Drone ini bisa terbang hingga ke ketinggian tiga meter.
Hilton mengatakan, kehadiran drone ini sekaligus merupakan bentuk pengabdian mereka kepada negara. Oleh karena itu, meski ada negara lain yang sempat menawarkan dana untuk mengembangkan sistem drone dan mengurus paten-patennya, Beehive Drones menolak.
“Sempat ada negara lain yang menawarkan untuk membantu mengembangkan drone ini, tapi kami tolak. Kami ingin tetap di sini, mematenkannya di Indonesia,” kata Hilton.
Setelah memenangi kompetisi tingkat nasional, Beehive Drones akan mewakili Indonesia pada Imagine Cup 2018 Asia Pacific Finals, yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3-5 April 2018.
Di kompetisi ini, Beehive Drones bakal bersaing dengan 15 tim lainnya dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Korea, Nepal dan Sri Lanka, memperebutkan tiket ke Imagine Cup World Finals 2018 yang diadakan di kantor pusat Microsoft di Seattle, Amerika Serikat pada Juli mendatang.
Pemenang Imagine Cup 2018 Indonesia mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp10 juta dan pemenang di World Finals akan mendapatkan hadiah uang tunai hingga US$ 100 ribu.
Microsoft memulai kompetisi ini sejak 2003 dan telah menarik lebih dari 1,7 juta partisipasi siswa dari 190 negara.
Sampai saat ini, tim dari Indonesia telah mencetak dua juara dunia, Solite Studio pada 2013 dan None Developer pada 2016, yang keduanya berasal dari Universitas Trunojoyo.
Selain itu, Indonesia juga pernah menjadi juara di level Asia Tenggara pada 2017, yaitu CIMOL dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan aplikasi Hoax Analyzer mereka.
(Din/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement