Liputan6.com, Guangzhou - Seorang wanita Tiongkok mengalami cedera kepala setelah memakai ponsel selama 20 jam nonstop. Menurut keterangan dokter, otak wanita tersebut membeku karena terlalu lama melihat layar ponsel.
Berdasarkan informasi yang dilansir media lokal Tiongkok Kankan News, Senin (19/3/2018), wanita berusia 47 tahun tersebut menggunakan ponsel saat pulang ke kampung halamannya di Henan, Guangzhou, dengan kereta.
Advertisement
Baca Juga
Kepada tim dokter, ia mengaku suasana di dalam kereta sangat ramai. Karena harus berdesak-desakan, wanita yang enggan disebutkan namanya ini tidak memiliki pilihan selain harus bermain dengan ponselnya.
Setelah 20 jam menatap layar ponsel, ia merasa pusing dan pingsan sesaat sebelum kereta tiba di tempat tujuan. Usai tim dokter memeriksa kepala wanita tersebut, otaknya ternyata dipenuhi gumpalan darah yang membeku.
Tim dokter pun langsung mengambil tindakan operasi selama tiga jam untuk mengambil gumpalan darah dari otak wanita ini. Karena jika tidak dilakukan operasi, kematian bisa mengancam nyawanya.
"Kami berusaha untuk menyedot gumpalan darah yang sudah membeku di otaknya. Kira-kira dua centimeter panjangnya," ujar ahli syaraf rumah sakit First Affiliated Hospital of Jinan University, Meng Heng.
Menariknya, dokter mengungkap kalau wanita ini memiliki riwayat kesehatan yang baik. Ia tidak memiliki gejala penyakit jantung atau penyakit lain.
Saran Dokter
Meng mengungkap, para dokter kini melihat peningkatan pasien yang menderita pembekuan otak akibat gumpalan darah. Penyebabnya bervariasi--tak cuma karena memainkan ponsel--kebanyakan berasal dari postur badan yang tidak pernah digerakkan.
Karena itu,ia menyarankan kepada pengguna ponsel untuk mengambil posisi yang aman dan nyaman ketika menggunakannya di tempat sempit, seperti kereta atau mobil.
Advertisement
Dampak Lain
Berbeda dengan kasus di atas, ponsel sebetulnya juga bisa memberikan dampak lain yang sangat berisiko bagi kesehatan.
Radiasi yang terpancar dari antena internal ponsel, disebut menjadi pemicu utama yang bisa membahayakan, bahkan bisa menyebabkan penyakit kanker otak. Pertanyaannya: apakah studi ini valid dan benar terbukti?
Tim dokter California Department Public Health, Amerika Serikat (AS) membenarkan studi tersebut. Menurut mereka, sinyal radiasi dari ponsel terdiri dari emisi radiofrekuensi (RF). Emisi ini biasanya digunakan untuk melakukan transfer informasi.
Emisi RF, sebagaimana dilansir The Independent pada Kamis (20/12/2017), memancarkan emisi yang bisa merusak otak penggunanya dalam jarak dekat. Hal tersebut justru tak akan terjadi dalam jarak jauh.
"Emisi ini lebih mudah merusak otak anak-anak ketimbang dewasa. Efek dari emisi bahkan bisa berlangsung lama dan menganggu perkembangan otak mereka," tulis studi tersebut.
Terkait apakah benar bisa menyebabkan kanker, tim dokter menjawab hal tersebut bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan.
"Salah satu kemungkinan (terbesar) adalah eksposur emisi radiasi smartphone bisa merusak otak dan menyebabkan anomali sel-sel otak, ujung-ujungnya bisa menyebabkan tumor atau bahkan kanker di otak atau telinga," lanjutnya.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: