Kian Dekat Waktu Kejatuhan, Ada Peluang Tiangong-1 Tiba di Indonesia

Menurut prediksi, stasiun luar angkasa milik Tiongkok ini akan jatuh di wilayah sekitar 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 19 Mar 2018, 10:45 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 10:45 WIB
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar. (CMSE)

Liputan6.com, Jakarta - Prediksi mengenai jatuhnya stasiun luar angkasa Tiongkok, Tiangong-1, sudah diketahui sejak beberapa bulan lalu. Namun, hingga saat ini, para peneliti belum dapat memprediksi tepatnya lokasi jatuhnya stasiun luar angkasa tersebut.

Dikutip dari Space.com, Senin (19/3/2018), European Space Agency (ES) Space Debris Office di Darmstadt, Jerman, mempunyai prediksi terbaru. Menurut mereka, puing-puing Tiangong-1 diperkirakan akan kembali ke Bumi pada 30 Maret hingga 6 April 2018.

Masuknya kembali stasiun yang memiliki bobot 8,5 ton itu diprediksi akan jatuh di wilayah dengan cakupan antara 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan. Cakupan itu termasuk luas, bahkan tak tertutup kemungkinan puing-puing tersebut dapat jatuh di Indonesia.

"Akan tetapi, hingga saat ini, belum ada prediksi pasti mengenai lokasi dan waktu jatuhnya stasiun itu," tulis ESA. Di Indonesia sendiri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah memantau soal jatuhnya stasiun luar angkasa ini.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaludin melalui blog-nya juga menuturkan hingga saat ini masih belum dapat dihitung secara akurat posisi jatuhnya Tiangong-1. Sebab, hal itu tergantung beberapa faktor, seperti kerapatan atmosfer yang dipengaruhi aktivitas matahari dan medan magnet Bumi.

"Variasi aktivitas Matahari bisa menyebabkan rentang ketidakpastian waktu jatuhnya cukup besar. Tingkat akurasinya akan bertambah dengan makin dekatnya waktu jatuh. Sampai dengan pertengahan Maret, prakiraan waktu jatuh sekitar April, dengan ketidakpastian +/- 7 hari," tulisnya.

Karena itu, LAPAN akan terus menginformasikan perkembangan pemantauan jatuhnya Tiangong-1 di situs resmi LAPAN. Sebelumnya, LAPAN juga beberapa kali sudah mengindentifikasi benda jatuh luar angkasadi Gorontalo, Lampung, Bengkulu, Madura, serta terbaru di Agam.

Prediksi Jatuhnya Tiangong-1 ke Bumi

Tiangong
Ilustrasi wahana angkasa Tiangong-1 milik China. (Sumber (Adrian Mann/Bisbos.com)

Prediksi mengenai jatuhnya stasiun luar angkasa Tiangong-1 sebenarnya sudah diketahui sejak awal tahun ini. Namun, lokasi dan waktu jatuhnya stasiun itu masih belum dapat dipastikan. 

Aerospace Corporation memprediksi Tiangong akan memasuki atmosfer Bumi pada minggu pertama April. Sementara, European Space Agency menyebut stasiun ini akan jatuh antara 24 Maret hingga 19 April 2018.

Aerospace Corporation juga memperkirakan ada sebagian kecil stasiun itu bakal jatuh dalam keadaan cukup utuh. Mereka menuturkan, apabila kondisi tersebut benar-benar terjadi, puing-puing itu dapat berukuran hingga ratusan kilometer.

Mereka juga memperingatkan, sisa stasiun luar angkasa mungkin membawa bahan bakar beracun dan merusak bernama hydrazine. Perkiraan awal posisi jatuhnya stasiun ini ada di 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan.

Kendati demikian, Aerospace yakin kemungkinan puing-puing tersebut jatuh di wilayah yang berpenghuni di tiap-tiap negara tersebut sangat kecil. Mereka menuturkan, dalam sejarah, tak pernah ada seseorang yang terluka karena puing-puing luar angkasa.

Diketahui Sejak Awal Tahun

Stasiun Angkasa Luar Internasional
Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) (NASA)

Prediksi soal Tiangong-1 diketahui menyusul pernyataan Tiongkok yang menyebut pihaknya sudah kehilangan kontrol terhadap stasiun luar angkasan tersebut pada 2016.

Sekadar informasi, Tiangong-1 merupakan stasiun luar angkasa yang ukurannya cukup besar. Bahkan, beratnya bisa berkisar di 9.500 kilogram dan memiliki banyak komponen.

Para ilmuwan memperkirakan, 10-40 persen bagian dari bangkai stasiun luar angkasa akan memasuki atmosfer. Jika dihitung, sekitar 1-4 ton puing stasiun ini akan mendarat di Bumi.

Tiangong-1 sendiri diluncurkan pada 2011. Stasiun ini sekaligus menjadi simbol akan kemutakhiran inovasi teknologi Tiongkok. Pada 2012, stasiun tersebut dihuni oleh astronot wanita Tiongkok pertama, Liu Yang.

Walau ukurannya kecil ketimbang stasiun luar angkasa lain--apalagi ISS (International Space Station)--Tiangong dianggap berpengaruh bagi dunia aeronautika Tiongkok.

Stasiun ini digadang-gadang membawa misi dan mimpi akan masyarakat Tiongkok untuk melihat luar angkasa di masa depan.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya