Go-Jek Siap Ekspansi ke Empat Negara Asia Tenggara

Go-Jek dikabarkan tengah bersiap-siap untuk melakukan ekspansi luar negeri pertamanya di kawasan Asia Tenggara. Ada empat negara yang kabarnya akan jadi target operasional Go-Jek di tahun 2018 ini.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Mar 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 17:30 WIB
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim, Founder dan CEO Go-Jek Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Layanan transportasi online sekaligus perusahaan pembayaran Go-Jek kabarnya akan segera mengumumkan ekspansi bisnis mereka ke negara lain di Asia Tenggara.

Mengutip laporan Reuters, Rabu (28/3/2018), Go-Jek disebut-sebut bakal mengumumkan langkah masuk ke pasar luar negeri dalam beberapa minggu ke depan.

Hal ini berdasarkan sebuah email di kalangan internal Go-Jek yang sempat dilihat oleh Reuters.

Perusahaan rintisan Indonesia yang telah menyandang gelar Unicorn (startup dengan nilai valuasi minimal US$ 1 miliar) ini kabarnya berencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke empat negara Asia Tenggara tahun ini, begitu bunyi pernyataan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam email internal.

Nadiem dalam email internal itu tidak menyebut negara-negara mana saja yang akan disasar oleh layanan Go-Jek. Namun, beberapa waktu lalu, Chief Technology Officer Go-Jek Ajay Gore menyebut, Go-Jek berupaya menghadirkan layanan di Filipina pada 2018.

"Persiapan sedang berjalan, dalam beberapa minggu ke depan peluncuran negara baru pertama kali akan diumumkan," demikian yang dikatakan Nadiem dalam email tersebut.

Diikuti Tiga Negara Lainnya

Para mitra driver Go-Jek mengenakan seragam ala pilot "The Resistance"
Para mitra driver Go-Jek mengenakan seragam ala pilot "The Resistance" (Foto: Go-Jek)

"Selanjutnya akan diikuti oleh tiga negara lain di Asia Tenggara pada pertengahan tahun ini," kata Nadiem.

Mengutip partner finansial Go-Jek yang tak disebut namanya, "Go-Jek percaya diri bahwa pihaknya memiliki dukungan untuk mengambil salah satu kisah pertumbuhan paling sukses di seluruh dunia, dari fenomenal di Indonesia hingga global."

Nadiem sebelumnya menyebut, Go-Jek telah mendapatkan suntikan modal dalam jumlah besar yang bisa mendukung perusahaan melakukan ekspansi ke negara lainnya.

Kabar ini datang setelah Uber menyerahkan operasional bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab melalui akuisisi yang diumumkan beberapa hari lalu. Grab sendiri menjadi rival besar Go-Jek di Tanah Air.

Bergabungnya operasional Uber dengan Grab merupakan konsolidasi terbesar pertama di Asia Tenggara yang dihuni oleh 640 juta orang.

Hal ini pun dianggap memberi tekanan kepada Go-Jek yang belum ini mendapatkan suntikan dana dari Alphabet (induk usaha Google) dan Tencent Holdings dari Tiongkok.

Selain Google dan Tencent, investor Singapura Temasek dan Meituan-Dianping dari Tiongkok juga menjadi investor dalam pendaaan yang diterima Go-Jek pada putaran ini.

Tanggapi Akuisisi Uber oleh Grab di Asia Tenggara

Logo Go-Jek di Kantor Go-Jek di Kawasan Kemang
Logo Go-Jek di Kantor Go-Jek di Kawasan Kemang. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Nadiem, menurut laporan Reuters, menganggap bahwa akuisisi Uber oleh Grab merupakan kesempatan yang lebih baik bagi Go-Jek.

"Sebab, dengan lebih sedikit pemain, berarti jalur untuk melanjutkan dan memperdalam kepemimpinan pasar Go-Jek di Indonesia bisa lebih mulus," kata Nadiem.

Di seluruh Asia, perusahaan transportasi online saling bersaing memberikan diskon dan promosi kepada penggunanya sehingga menurunkan margin keuntungan dan meningkatkan tekanan bagi para pemainnya untuk melakukan konsolidasi.

Sekadar informasi, bisnis Go-Jek tumbuh dengan cepat sejak startup ini diluncurkan delapan tahun lalu.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya