Dibangun dengan Teknologi 3D Printing, Rumah Ini Cuma Dijual Rp 50 Jutaan

Menariknya, rumah ini dibangun dengan teknologi 3D Printing hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2018, 18:00 WIB
Rumah
Rumah yang dibangun dengan teknologi 3D Printing. (Foto: Ufunk.net)

Liputan6.com, Austin - Punya rumah sendiri jadi impian terpendam setiap anak milenial. Namun apa dikata, harga satu rumah sederhana nyatanya bisa mencapai ratusan juta dan bikin kelabakan. 

Akhirnya banyak juga yang harus melakukan cicilan pembayaran sampai puluhan tahun demi satu rumah. Sebab makin hari memang makin banyak anak muda yang ingin mendapatkan tempat tinggalnya sendiri.

Melihat kendala ini, sebuah organisasi bernama New Story yang berbasis di Amerika Serikat (AS) berhasil membangun rumah dengan teknologi 3D printing.

Dilansir Ufunk, Minggu (22/4/2018), teknologi 3D printing ini memungkinkan sebuah rumah dibangun hanya dengan biaya US$ 4000 atau hanya Rp 55 juta saja. Bukan sembarang rumah, tempat tinggal ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

Mesin teknologi 3D ini bekerja langsung dengan sedikit campur tangan dari manusia. Kerangka atau pun adukan semen yang biasanya dikerjakan oleh manusia bisa dilakukan dengan efisien oleh mesin ini. Alhasil, dalam kurang waktu 24 jam satu rumah bisa langsung berdiri.

Rumah 3D Printing ini sudah diujicoba dan dibangun di Austin, AS. Mereka mengatakan bahwa proyek ini ditujukan untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan tempat tinggal yang nyaman namun tak mahal.

Tak cuma canggih dan hits, rumah ini juga didesain agar ramah lingkungan dan bisa dimodifikasi sesuai keinginan pemiliknya. 

Bukan yang Pertama

Rumah dengan Komponen yang Dibuat dari 3D Printer
Rumah dengan Komponen yang Dibuat dari 3D Printer. Kredit: Singapore Centre for 3D Printing

Teknologi 3D Printing yang digunakan dalam pembangunan rumah seperti yang disebutkan di atas tentu bukan yang pertama.

Pada Maret 2017 lalu, sebuah perusahaan bernama Apis Cor berhasil membuat rumah dengan mengandalkan printer 3D dalam waktu kurang lebih 24 jam.

Dikutip dari The Next Web, Selasa (7/3/2017), ukuran rumah yang dibangun memang terbilang tak terlalu besar, luas rumah ini hanya 38 meter persegi.

Kendati merupakah hasil cetak tiga dimensi, rumah yang dibangun dari beton campuran ini disebut mampu bertahan selama 175 tahun. Rumah berbentuk lingkaran ini dibangun di Moskow dan merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan setempat.

Untuk membangun rumah tersebut, Apis Cor menggunakan printer berbentuk crane yang dapat dengan mudah dipindahkan. Printer ini juga memiliki sistem kerja yang berbeda mesin kebanyakan, sebab mesin ini dpaat membangun rumah langsung dari awal.

Sebagai informasi, kebanyakan mesin cetak 3D biasanya akan mencetak bagian-bagian rumah terlebih dulu secara terpisah. Setelah itu, baru bagian-bagian tersebut dirakit menjadi satu rumah. Karenanya, sistem yang diperkenalkan Apis Cor ini terbilang baru.

Biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah pun terbilang terjangkau. Perusahaan yang berbasis di San Fransisco ini mengungkap biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah dengan luas 36 meter persegi sekitar US$ 10.134 atau Rp 135 juta.

Rencananya, rumah hasil cetak 3D ini dapat digunakan untuk membantu rumah korban bencana alam yang rusak. Selain itu, rumah ini dapat dipakai di sejumlah wilayah-wilayah tertentu yang mengalami krisis tempat tinggal. 

Reporter: Laksa Mahardikengrat

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya