Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pesan instan WhatsApp telah berkembang pesat di banyak negara. Tak jarang, pesan palsu berisi informasi yang dihubungkan dengan tautan tertentu dikirimkan.
Bagi warga di Uni Emirates Arab (UEA), pesan dengan iming-iming hadiah dan lowongan pekerjaan kerap datang. Dalam beberapa pekan, pesan semacam itu selalu muncul.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi, belakangan baru diketahui, pesan abal-abal ini mengandung jebakan dari pencuri.
Kondisi ini membuat departemen kepolisian di Ajman, UEA, meluncurkan kampanye peringatan kepada warga sekitar untuk waspada memakai WhatsApp.
Polisi Ajman menyebut, orang yang tertangkap menjadi otak di balik pesan-pesan palsu itu akan dikenai denda sekitar 25 ribu dirham UEA, (setara dengan Rp 95 juta) hingga 1 juta dirham UEA (setara Rp 3,8 miliar).
Diwartakan Al Arabiya, Kamis (21/6/2018), polisi mengatakan, para penipu kerap memanfaatkan WhatsApp dengan mengaku karyawan perusahaan yang mengirimkan hadiah kepada pelanggan.
Dengan metode ini, mereka dapat merampok data pribadi, kata sandi, dan rincian kartu kredit yang dipakai korbannya.
Polisi Ajman menyebut mereka mendapatkan banyak laporan semacam ini. Para penipu kerap membujuk korban mengirimi mereka uang untuk memproses hadiah.
Beberapa penipu juga meminta korbannya mengirimkan uang untuk 'memproses' administrasi pekerjaan semisal visa atau dokumen resmi lainnya.
Banyak Pesan Palsu di Aplikasi Chat dengan Iming-Iming Hadiah
Salah satu pesan broadcast spam kembali beredar di aplikasi pesan instan. Kali ini, pesan berisi pengumuman bahwa penerima pesan telah berhasil memenangkah hadiah sebuah mobil dan diharuskan mengunjungi situs tertentu.
"Selamat kepada Anda Pemilik aplikasi pesan instan Android. Anda telah beruntung memenangkan Hadiah 1 unit mobil Honda Jazz Rs dari PT Android CEO Indonesia dengan Code ID. RKP Pemenang Anda (RIM447D). Untuk info hadiah klik atau kunjungi situ resmi kami, www.hadiah-android88.blogspot.com," tulis pesan tersebut.
Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, pesan itu dipastikan merupakan spam. Berdasarkan pencarian, modus serupa sebenarnya sudah dilakukan sejak 2013. Namun platform dan informasi kontak yang dapat dihubungi mengalami sedikit perubahan.
Untuk itu, pengguna aplikasi pesan instan yang menerima pesan tersebut untuk mengabaikannya. Bagi pengguna yang terlanjur membuka situs yang dimaksud, sebaiknya tak untuk melakukan panggilan ke nomor yang dicantumkan dalam situs tersebut.
Pengguna juga bisa melaporkan pengirim pesan sebagai spam. Kini, aplikasi pesan instan telah memudahkan pengguna untuk melaporkan pihak lain yang dianggap sering mengirimkan pesan mengganggu.
Lantas, bagaimana menanggulangi pesan spam yang kemungkinan muncul di kemudian hari? Salah satu cara paling efektif adalah memblokir pengirim pesan tersebut, sehingga pengguna dipastikan tak mendapat pesan dari orang itu.
Lalu, jika pesan tersebut mengiming-imingi hadiah dalam jumlah tertentu, selalu pastikan kebenarannya terlebih dulu.
Cari dan telusuri informasi mengenai pemberi hadiah di internet, termasuk memastikan nomor telepon yang disertakan. Apabila dirasa tak benar, kamu dapat langsung mengabaikan pesan tersebut.
Reporter: Maulana Kautsar
Sumber: Dream.co.id
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement