Gantikan Drone, Facebook Siapkan Satelit untuk Pancarkan Internet

Facebook dilaporkan beralih memanfaatkan satelit untuk memancarkan internet ke sejumlah wilayah yang tidak terjangkau.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Jul 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 07:30 WIB
Satelt
Ilustrasi satelit. Dok: computerweekly.com

Liputan6.com, Jakarta - Bulan lalu, Facebook memutuskan untuk menghentikan proyek drone Aquila. Proyek ini merupakan bagian dari upaya Facebook untuk menyebar internet ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Kendati demikian, Facebook ternyata belum berhenti sepenuhnya untuk memberikan akses internet ke banyak wilayah. Berdasarkan dokumen terbaru, raksasa media sosial itu ternyata menyiapkan satelit untuk memancarkan internet.

Dikutip dari The Verge, Selasa (24/7/2018), satelit ini disebut akan menyediakan akses broadband ke wilayah yang belum terjangkau di seluruh dunia. Dari dokumen yang diajukan ke FCC, perusahaan yang bertanggung jawab adalah PointView LLC.

Saat dikonfirmasi, Facebook menyebut perusahaannya merupakan pihak yang bertanggung jawab atas permintaan tersebut. Perusahaan menuturkan proyek satelit internet ini sudah memiliki kode nama yakni Athena.

"Kami tidak dapat berbagi informasi spesifik, tapi kami percaya satelit merupakan pendorong penting dari infrastruktur broadband generasi selanjutnya, (sebab) memungkinkan konektivitas broadband ke wilayah rural yang minim konektivitas internet," tutur juru bicara Facebook.

Di sisi lain, Facebook tidak mematikan proyek drone Aquila seutuhnya. Program Aquila nantinya akan lebih fokus dalam upaya pengembangan sistem software onboard untuk kebutuhan dirgantara.

"Ketika kami mengembangkan program ini, perusahaan-perusahaan ternama di bidang dirgantara juga ikut mulai mengembangkan teknologi," ujar Direktur Teknik Facebook, Yael Maguire,

Selain itu, drone Aquila juga beberapa kali salah memperhitungkan angin saat pendaratan otomatis sejak 2016 hingga Juni 2017. Tantangan lain dari drone ini adalah soal landasan pacu yang belum mendukung.

Kisah Drone Facebook Aquila

Drone Aquila Facebook
Facebook mengujicoba penerbangan drone Aquila (Sumber: Facebook).

Untuk informasi, konstruksi drone Aquila sebenarnya sudah dilakukan sejak 2015. Drone bertenaga surya itu digadang-gadang memiliki kemampuan mengirimkan konektivitas internet menggunakan laser dan sinyal radio.

Aquila merupakan bagian dari upaya Facebook untuk memperluas akses internet ke berbagai penjuru dunia, khususnya ke tempat-tempat terpencil, atau yang dikenal sebagai proyek internet.org.

"Aquila adalah drone yang mengantarkan konektivitas internet dari langit. Pesawat ini memiliki bentang sayap dari Boeing 737, tapi lebih ringan daripada sebuah mobil dan bisa berada di udara selama berbulan-bulan," tutur CEO Facebook Mark Zuckerberg ketika itu.

Tawarkan Akses Internet Cepat

Drone
Aquila, drone milik Facebook. (Foto: Engadget)

Ia mengatakan bahwa Facebook berhasil membuat terobosan dalam teknologi komunikasi laser. "Kami sukses menguji coba sebuah laser baru yang bisa mengirimkan data 10GB per detik. Itu artinya sepuluh kali lebih cepat daripada sistem apa pun sebelumnya," tuturnya.

Menurut laporan Ars Technica, akses data 10GB per detik itu bisa menghubungkan banyak pengguna ke internet. Laser-laser tersebut akan digunakan drone-drone untuk saling berkomunikasi. Sedangkan drone berkomunikasi dengan daratan menggunakan sinyal radio.

Menurut penjelasan dalam video Facebook, stasiun yang ada di daratan akan mengirimkan sinyal internet radio ke pesawat induk, yang kemudian akan mengirimkannya ke pesawat lainnya menggunakan teknologi laser. Hingga akhirnya drone bisa mengirim sinyal internet radio kepada para pengguna di darat.

Proyek Internet.org Facebook bertujuan memberikan layanan internet kepada orang-orang di dunia yang belum mendapatkan akses ke layanan tersebut. Selain melalui drone, Facebook saat ini bekerjasama dengan berbagai operator mobile untuk memberikan akses internet gratis bagi pengguna ponsel low-end.

Zuckerberg menjelaskan, saat ini 10 persen populasi dunia tinggal di area tanpa infrastruktur internet. Agar semua orang bisa mendapatkan akses internet, katanya, dibutuhkan berbagai teknologi yang benar-benar baru.

"Menggunakan pesawat untuk menghubungkan masyarakat menggunakan laser mungkin terlihat seperti fiksi sains. Tapi fiksi sains seringkali hanya menjadi sains sebelum waktunya. Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan menguji sistem-sistem tersebut di dunia nyata dan terus menyempurnakannya, sehingga bisa menjadikannya kenyataan," tulisnya.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya