Warganet Asia Tenggara Kian Banyak, Google Tambah Data Center Baru

Seiring dengan semakin bertambahnya pengguna internet di kawasan Asia Tenggara, Google menambah data center baru di Singapura.

oleh Andina Librianty diperbarui 02 Agu 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2018, 11:30 WIB
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Jakarta - Google menambah data center (pusat data) baru di Singapura, seiring semakin bertambahnya pengguna internet di kawasan Asia Tenggara.

Ini merupakan data center ketiga Google di negara tersebut, setelah yang kedua ditambahkan tiga tahun lalu.

Dikutip dari Tech Crunch, Kamis (2/8/2018), pengguna internet di kawasan Asia Tenggara saat ini diperkirakan telah melebihi 330 juta dari total lebih dari 650 juta populasi.

Masuk akal jika Google menambah data center baru, mengingat masih besarnya peluang pertumbuhan pengguna internet di kawasan Asia Tenggara.

Data center lokal tidak hanya dapat "menangani" wilayah di dekatnya. Karena itu, pusat data di Asia Tenggara pun bisa menampung trafik Amerika Serikat (AS).

Namun, penambahan lebih banyak kapasitas lokal dapat membantu berbagai layanan Google dan perusahaan-perusahaan lain yang menjalankan bisnis menggunakan layanan cloud Google, serta pengguna internet di kawasan tersebut.

Selain di Singapura, raksasa mesin pencari tersebut juga memiliki sebuah data center di Taiwan. Perusahaan dulu juga berencana menambah data center di Hong Kong, tapi terpaksa dibatalkan.

Adapun Google membuka data center pertamanya di Singapura pada 2011. Kemudian data center kedua ditambahkan pada tiga tahun lalu.

Yuk, Jelajahi Keindahan Ekosistem Leuser di Google Earth

Kawasan Ekosistem Leuser di Google Earth
Kawasan Ekosistem Leuser di Google Earth (Foto: Google Earth)

Terlepas dari data center baru, Google beberapa waktu lalu kembali menambah layanannya. Masyarakat Indonesia dan dunia kini dapat melihat keindahan Kawasan Ekosistem Leuser di fitur Voyager di Google Earth.

Foto dan video Kawasan Ekosistem Leuser ini dikumpulkan oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA).

Kehadiran salah satu wilayah konservasi paling penting di dunia ini sekaligus merupakan upaya untuk melestarikan keindahannya.

Untuk melihat Kawasan Ekosistem Leuser ini, kamu cukup mengakses Google Earth dan melakukan pencarian dengan kata kunci The Leuser Ecosystem.

Setelahnya, akan muncul foto dan video tentang kawasan tersebut yang dilengkapi informasi pendukung. Semua cerita ini disajikan melalui Voyager, yakni koleksi berbagai cerita berdasarkan peta yang ditulis oleh para mitra Google Earth dan diperbarui setiap pekan.

Ekosistem Leuser di Google Earth

Orangutan
Kuta, orangutan Sumatera (Pongo abelii), dilepasliarkan ke habitat asli di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumut. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Di Google Earth sendiri telah tersedia hampir 400 cerita Voyager yang ditulis oleh mitra dari seluruh dunia. HAkA merupakan mitra Google Earth pertama dari Asia Tenggara yang menyumbangkan cerita mengenai Kawasan Ekosistem Leuser.

Kawasan Ekosistem Leuser ini memiliki luas lebih dari 2,6 juta hektar hutan hujan yang terdiri dari dataran rendah, rawa, padang rumput, dan hutan pegunungan di provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Google mengklaim memilih HAkA karena mempunyai nilai-nilai pendidikan, eksplorasi, dan petualangan seperti Google Earth.

Hal terpenting lainnya karena ekosistem Leuser adalah tempat terakhir di planet ini berisi gajah, harimau, badak, dan orangutan yang hidup berdampingan di alam liar.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya