Liputan6.com, Jakarta - Internet of Things (IoT) menjadi salah satu cabang teknologi yang kini dibicarakan banyak orang.
Tak mustahil jika ke depannya, semuanya akan terkoneksi dengan internet.
Misalnya saja, perangkat elektronik di rumah. Itu baru sebagian kecil yang digunakan oleh pengguna secara langsung. Bagaimana dengan skala industri yang lebih besar?
Advertisement
Baca Juga
Setiap negara, berbeda-beda dalam memprioritaskan untuk skala industri. Tergantung dari keunggulan industri di setiap negara. Begitu juga di Indonesia.
Menurut Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Semuel Abrijanji Pangerapan, di negeri ini, penerapan IoT untuk skala industri memiliki potensi yang besar untuk sektor pertanian.
"Negeri kita ini kan agraris. Potensi yang besar itu ya di sektor pertanian. Banyak hal yang bisa diterapkan IoT untuk sektor ini nantinya," ujar dia usai acara Asia IoT Business Platform di Jakarta.
Lebih lanjut, dikatakan pria yang karib disapa Semmy ini, misalnya saja untuk perikanan. IoT bisa digunakan untuk nelayan mencari ikan di laut. Mereka tak perlu repot-repot menggunakan cara yang tradisional.
"Kemudian kalau di peternakan, peternak bisa mengetahui masa hamil dari hasil ternaknya. Itu bisa menggunakan semacam sabuk yang melingkar untuk mendeteksi hal tersebut," ungkapnya.
Meski begitu, untuk nantinya bisa secara massif menerapkan IoT, dasarnya tetap infrastruktur. Infrastruktur internet menjadi tulang punggung bisa terciptanya IoT.
"Nah, yang terpenting ya tetap konektivitas internetnya," kata dia.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Jokowi Tekankan Pentingnya Kecerdasan Buatan dan IoT
Dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2018 di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis (16/8/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan internet of things (IoT).
"Kita harus bisa bicara tentang artificial intelligence, internet of things, dan berbagai kemajuan teknologi yang hampir setiap detik selalu muncul yang baru," ujar Jokowi.
Ia menegaskan, Indonesia harus cepat beradaptasi dan tidak boleh tertinggal dari negara-negara lain yang sedang berlomba, sedang adu kecepatan, untuk membenahi negaranya masing-masing di era digital dan perubahan peradaban manusia dewasa ini.
Dalam menghadapi dan menyikapi perubahan peradaban manusia itu, kata Jokowi, tidak bisa dilakukan dengan pesimisme dan kekhawatiran yang berlebih.
"Kita justru harus optimistis dan yakin bahwa modal sosial dan energi kebangsaan kita kuat untuk melompat ke depan," kata Jokowi.
"Lihat saja ketika empat santri muda dari Indonesia telah memenangkan kontes Robotic Games tingkat dunia di akhir tahun lalu. Itu adalah bukti bahwa Indonesia tidak perlu takut dengan Revolusi Industri 4.0, tidak perlu khawatir terhadap masa depan," Jokowi menambahkan.
Â
Advertisement
Jangan Meragukan Kemampuan Negara Sendiri
"Kita justru harus memanfaatkan perkembangan yang ada untuk membawa Indonesia semakin maju," dia melanjutkan.
Jokowi juga mengajak masyarakat untuk gesit dan cepat memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata, karena rumus yang berlaku sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat.
"Indonesia tidak perlu gentar, jangan sampai kita tidak percaya diri, jangan kita meragukan kemampuan bangsa sendiri, karena sejatinya, kemampuan dan reputasi Indonesia sudah diakui di tingkat dunia," pungkasnya.
Reporter: Fauzan Jamaludin
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: