Path Tutup Usia, Warganet Nostalgia di Linimasa Twitter

Gara-gara informasi Path bakal tutup, warganet yang pernah memakai jejaring sosial Path pun banyak yang bernostalgia lewat cuitan di linimasa Twitter.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Sep 2018, 10:02 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2018, 10:02 WIB
Path
Logo Path

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial berbagi momen yang pernah hits di Indonesia, Path, dikabarkan bakal tutup usia. Jika kabar ini benar, nantinya Path tak akan lagi dapat diakses dan dipakai penggunanya.

Informasi Path akan tutup pertama kali diketahui dari akun Twitter @wowadit. Dalam gambar yang dibagikannya, pihak Path mengucapkan salam perpisahan.

Gara-gara informasi ini, warganet yang pernah memakai jejaring sosial Path pun banyak yang bernostalgia lewat cuitan di linimasa Twitter.

Pengguna dengan akun @ambaristanketan mencuit, baru mendapat kabar Path bakal tutup. Dia pun ingat dahulu pernah membagikan foto pria yang disukainya di linimasa Path.

Lain lagi dengan pemilik akun @FPU28 yang menyebut Path sebagai media sosial tempat pamer dan riya akhirnya ditutup. Tak lupa, dia juga mengucapkan selamat tinggal kepada Path.

Pengguna dengan akun @BalqisRanarzq justru merasa sedih karena Path akan tutup.

Warganet dengan akun @aguskucing_ malah berseloroh, jika Path tutup bagaimana dia akan mengecek status update dosen pembimbingnya?

Karena banyaknya kenangan di Path, pengguna dengan akun @isvans pun men-screenshot dan menyimpan ungghan-unggahan lama di Path yang begitu berkesan.

Belum Ada Pengumuman Path

Path tutup
Path dikabarkan tutup (Foto: Twitter @wowadit)

Path sendiri belum mengumumkan apakah mereka benar-benar akan menutup aplikasinya. Namun, kabar kalau Path akan tutup usia sudah lebih dulu beredar lewat Twitter.

Di linimasa, terungkap Path memang bakal ditutup. Informasi ini berasal dari salah satu akun pengguna Twitter @wowadit, ia menyampaikan kalau media sosial yang identik dengan warna merah menyala itu akan berhenti.

Di dalam tangkapan gambar yang dibagikan @wowadit, tampak pengumuman Path kepada pengguna yang menjelaskan kalau media sosial ini benar-benar akan ditutup.

Pengumuman itu juga disertai embel-embel "The Last Goodbye". Tampaknya, pengumuman ini ditampilkan kepada pengguna yang masih memakai aplikasi Path.

"Kami dengan sangat menyesal harus menginformasikan kalau Path akan segera berhenti beroperasi. Silakan kunjungi situs ini untuk detail terkait restore atau refund," tulis pihak Path.

Belum bisa dipastikan, apakah pengumuman itu menandakan Path benar-benar ditutup secara utuh, atau 'ditutup' dan akan berganti ke wajah baru. 

Yang pasti, kabar akan ditutupnya Path menyisakan 'duka' yang mendalam bagi pengguna dan mantan penggunanya.

Wajar saja, Path sempat menjadi salah satu media sosial kesayangan di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan basis pengguna Path terbanyak.

Masih Aktif Tahun Ini

Path
Ilustrasi aplikasi Path

Pada Maret 2018, CEO Path Dave Morin masih tampak 'aktif' dengan media sosial besutannya. 

Hal tersebut tampak dari dampak kasus penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica.

Media sosial yang identik dengan warna merah ini, langsung mengambil langkah besar agar kejadian serupa tak bakal menimpa mereka.

Pendiri dan CEO Path lewat akun Twitter-nya, @davemorin, berkata dirinya juga sudah dibendung banyak permintaan pengguna agar Path bisa menjaga keamanan data pribadi pengguna.

Karenanya, ia pun mempertimbangkan untuk membentengi media sosialnya dengan merombak aplikasi lebih baik lagi. Sekadar diketahui, Path memang cuma hadir dalam versi aplikasi, baik itu untuk versi iOS dan Android.

Unggahan Dave tersebut sontak menerima ratusan balas dan di-like hingga ribuan kali, tak terkecuali mantan Director of Engineering Path Mike DiCarlo dan beberapa angel investor lainnya.

Mereka seolah ingin berkolaborasi dan bakal menggelontorkan investasi terkait rencana Dave untuk merombak Path.

Skandal yang menimpa Facebook bisa dibilang paling buruk di sepanjang sejarah perusahaan. Bagaimana tidak, data yang disalahgunakan ternyata diperlukan untuk pemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Buntut dari skandal tersebut, para pengguna Facebook kadung kesal dan khawatir karena mereka bisa saja menjadi korban. Para pengguna pun berbondong-bondong menyerukan tagar #deletefacebook di Twitter.

Pada momen ini, Path sebetulnya bisa mengambil peluang besar. Mereka bisa saja membangun ulang aplikasi dengan tingkat perlindungan dan keamanan data yang lebih baik. Dari situlah, para pengguna Facebook (mungkin) bakal beralih ke Path.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya