Strategi Hyperlocal Grab untuk Gaet Pelanggan di Indonesia

Pendekatan hyperlocal dibarengi dengan visi everyday superapp Grab merupakan rencana perusahaan untuk memperluas ekosistemnya di Asia Tenggara.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Nov 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 13:30 WIB
Driver Grab Bike Mengaku Bangga Jadi Bagian Kirab Obor Asian Games 2018
Driver Grab Bike Malang

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, Grab terus berbenah untuk meningkatkan layanannya. Selain membuka diri dengan meluncurkan GrabPlatform, perusahaan rintisan itu juga melakukan pendekatan yang dikenal dengan nama hyperlocal.

Sesuai namanya, Grab berupaya untuk menemukan kebutuhan yang sesuai dengan karakteristik konsumen di tiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Berbekal hal tersebut, perusahaan lantas meluncurkan sejumlah fitur khusus untuk pelanggan di Indonesia.

"Salah satu pendekatan hyperlocal untuk Indonesia adalah GrabNow. Jika sebelumnya pengguna kebingungan menemukan mitra pengemudi, fitur ini membuat mereka dapat langsung berhubungan dengan pengemudi terdekat," tutur Chief Technology Officer (CTO) Grab Theo Vassilakis saat bertemu di Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Fitur lain yang juga diterapkan untuk pengguna di Indonesia adalah aturan ganjil-genap di Jakarta. Menurut Theo, fitur ini menjadi yang pertama diterapkan di Indonesia.

"Seperti diketahui, Jakarta menerapkan aturan untuk mengurangi kemacetan dengan sistem ganjil-genap. Dengan algoritma Grab, kami dapat membantu pengguna untuk mendapatkan mitra pengemudi yang sesuai dengan ketentuan saat itu," tuturnya.

Lebih lanjut Theo menuturkan, Grab juga memungkinkan pengguna untuk menambah daftar tujuannya. Jadi, pengguna dapat berhenti di beberapa tempat dalam satu perjalanan.

Terbaru, fitur lain yang juga ada di layanan Grab adalah penerjemah di chat. Dengan cara ini, mitra pengemudi tetap dapat berkomunikasi dengan pengguna Grab yang tidak dapat berbahasa Indonesia.

Sekadar informasi, visi everyday superapp yang diusung Grab sendiri sudah diperkenalkan sejak pertengahan tahun ini. Dengan visi ini, Grab ingin menjadi aplikasi pilihan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk memuluskan strategi itu, Grab pun melakukan kolaborasi dengan sejumlah penyedia layanan lain. Salah satunya bekerja sama dengan Happy Fresh untuk meluncurkan layanan GrabFresh yang membantu pengguna saat berbelanja.

Terbaru, Grab telah mengumumkan kemitraan startegis dengan Booking Holdings. Melalui kemitraan ini, seluruh merek Bookings dapat menawarkan layanan transportasi dari Grab, begitu pula pengguna Grab dapat memesan akomodasi dari layanan Booking.com dan Agoda.

Tidak hanya itu, Booking Holdings juga berinvestasi senilai US$ 200 juta pada Grab. Kerja sama keduanya juga diharapkan dapat menjadi solusi wisata bagi pelancong di Asia Tenggara dan di seluruh dunia.

Bangun Ekosistem Terbesar di Asia Tenggara

Peluncuran program Grab 4 Indonesia 2020
Peluncuran program Grab 4 Indonesia 2020. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Kedua strategi yang diterapkan Grab itu sekaligus bertujuan agar perusahaan berhasil menciptakan ekosistem terbesar di Asia Tenggara. Hal itu diungkapkan oleh Chief Technology Officer (CTO) Grab Theo Vassilakis.

"Di Tiongkok, ada Alibaba dan Tencent yang menjadi jawara. Grab pun harapannnya dapat melakukan hal tersebut di wilayah Asia Tenggara," tuturnya menjelaskan.

Khusus di Indonesia, Grab juga memperkenalkan inisiatif baru bernama Grab Ventures. 

Melalui program ini, Grab siap menggolontorkan investasi US$ 250 juta atau setara Rp 3 triliun untuk startup Tanah Air.

Menurut Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, inisiatif ini merupakan tambahan dari program Grab 4 Indonesia 2020 yang pertama kali diperkenalkan pada Februari 2017.

"Kali ini, kami meluncurkan komitmen baru tambahan, yakni Grab Ventures dengan nilai investasi US$ 250 juta. Hal ini memungkinkan, karena kami memiliki ekosistem yang lengkap," tuturnya saat peluncuram Grab Ventures di Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Menurut Ridzki, Grab memiliki jaringan terbesar di Asia Tenggara dengan kehadirannya di 191 kota dari 8 negara. Karenanya, masuk akal bagi Grab untuk membantu para startup memperluas bisnisnya dengan dukungan yang dimilikinya itu.

Lewat Grab Ventures, menurut Ridzki, Grab akan fokus berinvestasi pada startup yang sudah berada dalam tingkat lanjut. Dalam hal ini, startup tersebut sudah berada di tahap pendanaan seri A atau B.

"Selain itu, startup tersebut juga mampu bersinergi dengan Grab dan berbagi nilai yang sama, yakni tidak hanya ingin memberikan kualitas terbaik, tapi juga menumbuhkan ekonomi digital," tuturnya menjelaskan.

Grab Ventures Velocity

Resmi 'Dipoles', Apa yang Baru di Aplikasi Grab?
Ilustrasi Driver Grab dengan Helm Baru (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Nantinya, dana investasi sebesar Rp 3 triliun itu akan digunakan untuk tiga tahun ke depan. Adapun dana tersebut akan tersedia dalam program pengembangan Grab Ventures Velocity.

Grab Ventures Velocity sendiri akan didukung oleh Amazon Web Services (AWS) dan MDI Ventures, inisiatif modal ventura dari Telkom Indonesia. Program ini akan berlangsung selama 16 minggu dengan dukungan akses terhadap aset, sumber daya, termasuk jaringan Grab.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya