Liputan6.com, Jakarta - Toko serba ada 7-Eleven Jepang baru saja meluncurkan fitur mobile payment mereka. Fitur yang dibenamkan di aplikasi 7Pay tersebut memudahkan pelanggan untuk berbelanja.
Cukup dengan scan barcode, otomatis barang telah terbeli dan saldo kartu kredit atau kartu debit yang terhubung akan terpotong.
Advertisement
Baca Juga
Namun baru beberapa minggu dirilis, celah keamanan fitur ini dimanfaatkan oleh para peretas (hacker).
Dikutip dari Ubergizmo, Rabu (10/7/2019), uang sejumlah USD 500 ribu atau sekitar Rp 7 miliar (Kurs 1 Dolar = Rp 14.114) raib ke tangan hacker.
Perusahaan telah menerima komplain tentang sistem keamanan mobile payment sesaat setelah fitur tersebut diluncurkan pada 1 Juli lalu.
Seorang pelanggan menyadari saldo rekeningnya terpotong, padahal dirinya tidak melakukan transaksi apapun.
Retas Lewat Email
Celah aplikasi memang memudahkan para hacker untuk mengetahui tanggal lahir, email, dan nomor telepon pelanggan. Mereka kemudian melakukan permintaan penggantian kata sandi (password request) ke alamat email yang lain.
Para peretas nampaknya sudah mengotomisasi rencana mereka. Hingga saat ini, 900 pelanggan kehilangan uang mereka sekitar 55 juta yen.
7-Eleven Jepang telah mengkonfirmasi akan membekukan sistem mobile payment. Aplikasi 7Pay mereka tidak akan lagi terhubung ke kartu kredit atau debit pelanggan. Sementara, para pelanggan yang saldonya tercuri akan mendapatkan kompensasi.
Sejauh ini, pihak berwenang Jepang telah menahan dua orang yang diduga terlibat kejahatan ini. Mereka disinyalir berkaitan dengan sindikat kejahatan Tiongkok yang mencuri data pengguna online.
(Tik/Isk)
Advertisement