Huawei Mate X 2 Akan Dirilis Semester II 2020

Menurut laporan, Huawei berencana menghadirkan Mate X 2 pada tahun depan.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Des 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Des 2019, 10:30 WIB
Huawei Mate X
Tampak depan smartphone layar lipat Huawei Mate X. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya Samsung, Huawei juga dilaporkan berencana merilis penerus dari smartphone lipat pertamanya. Menurut laporan, perusahaan asal Tiongkok itu berencana menghadirkan Mate X 2 pada tahun depan.

Dilansir Phone Arena, Senin (30/12/2019), beberapa penyuplai engsel dan panel Huawei sudah memulai percobaan produksi sejumlah komponen. Sementara penyuplai engsel di Taiwan telah mulai memperluas kapasitasnya.

Bagian-bagian rumit yang diperlukan untuk memproduksi smartphone lipat, termasuk engsel dan panel fleksibel, kemungkinan tidak akan bisa dikirim sampai semester II 2020.

Oleh sebab itu, jika semua produksi komponen berjalan lancar, Huawei Mate X 2 baru akan diumumkan pada periode semester II tahun depan.

Smartphone tersebut kemungkinan akan hadir dengan chipset flagship terbaru Huawei, Kirin 1020. Mate X 2 juga diperkirakan memiliki daya baterai lebih besar daripada Mate X yang ada sekarang.

Berdasarkan informasi sebelumnya, Mate X 2 akan memiliki desain seperti pendahulunya. Namun, akan hadir dengan modul kamera lebih tipis, dan dilengkapi stylus seperti S Pen pada seri Galaxy Note.

Tak Bisa Pakai Layanan Google, Huawei Kian Agresif Gaet Developer

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Lebih lanjut, Huawei mulai memperkuat kerja sama dengan para developer India untuk membuat layanan mobile lokal, yang bisa ditawarkan dengan smartphone miliknya di negara tersebut. Langkah ini dinilai sebagai upaya Huawei menyiapkan alternatif dari layanan Google, Google Mobile Services (GMS).

Dikutip dari The Economic Times, ketidakpastiaan nasib Huawei untuk kembali bisa menggunakan layanan-layanan Google, membuat perusahaan harus bergerak cepat.

Pemblokiran perdagangan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun ini membuat perusahaan tidak bisa menggunakan GMS termasuk Gmail, YouTube, Maps, dan Chrome.

Sub-merek Huawei, Honor, sedang dalam penjajakan dengan 150 aplikasi populer di India agar mau bergabung di dalam ekosistem Huawei Mobile Services (HMS).

"Kami memiliki HMS, dan sedang berusaha membangun sebuah ekosistem mobile. Sebagian besar aplikasi-aplikasi kunci seperti navigasi, pembayaran, gim, dan pesan akan siap," ungkap CEO Huawei dan Honor India, Consumer Business Group, Charles Peng.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya