Tak Bisa Pakai Layanan Google, Huawei Kian Agresif Gaet Developer

Langkah ini dinilai sebagai upaya Huawei menyiapkan alternatif dari layanan Google, Google Mobile Services (GMS).

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Des 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 12:00 WIB
Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Huawei mulai memperkuat kerja sama dengan para developer India untuk membuat layanan mobile lokal, yang bisa ditawarkan dengan smartphone miliknya di negara tersebut.

Langkah ini dinilai sebagai upaya Huawei menyiapkan alternatif dari layanan Google, Google Mobile Services (GMS).

Dilansir The Economic Times, Kamis (26/12/2019), ketidakpastiaan nasib Huawei untuk kembali bisa menggunakan layanan-layanan Google, membuat perusahaan harus bergerak cepat.

Pemblokiran perdagangan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun ini membuat perusahaan tidak bisa menggunakan GMS termasuk Gmail, YouTube, Maps, dan Chrome.

Sub-merek Huawei, Honor, sedang dalam penjajakan dengan 150 aplikasi populer di India agar mau bergabung di dalam ekosistem Huawei Mobile Services (HMS).

"Kami memiliki HMS, dan sedang berusaha membangun sebuah ekosistem mobile. Sebagian besar aplikasi-aplikasi kunci seperti navigasi, pembayaran, gim, dan pesan akan siap," ungkap CEO Huawei dan Honor India, Consumer Business Group, Charles Peng.

Tantangan Huawei

Logo Huawei
Huawei (Foto: Huawei)

HMS akan mendukung smartphone yang tidak memiliki akses ke GMS Google. Peng mengatakan, para konsumen tidak akan melihat perbedaan antara GMS dan HMS.

"Kami fokus pada bagaimana bekerja dengan para developer untuk memberikan pengalaman konsumen yang baik. Ini adalah sebuah tantangan yang kami coba atasi," jelasnya.

"Kantor pusat Huawei menjalin komunikasi dengan para developer Tiongkok, dan basis developer India akan membantu kami di India serta kawasan-kawasan lain seperti Eropa. Di setiap negara, kami akan fokus menghadirkan 100-150 aplikasi populer kepada para konsumen melalui HMS," sambung Peng.

Huawei saat ini memiliki sekira satu juta developer terdaftar secara global untuk HMS. Perusahaan menawarkan insentif hingga USD 17 ribu di India untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi dengan HMS.

"Kami akan menciptakan model bisnis end-to-end dengan para developer, penyedia konten, dan layanan. Kami akan memberikan keuntungan kepada mereka," ujar Peng.

Penjualan Huawei di India Menurun

Huawei
Huawei P30 Pro. Liputan6.com/Jeko I.R.

Penjualan smartphone Huawei dan Honor di India dilaporkan menurun drastis pasca kebijakan pemblokiran oleh AS pada Mei lalu. Perusahaan menargetkan 10 persen pangsa pasar untuk merek Honor di India pada 2020.

Menurut Peng, kerjasama dengan Huawei akan membuat para developer India mendapatkan pangsa pasar yang baik karena mereka akan mendapatkan kesempatan menjangkau konsumen global Huawei.

"Jika mereka bekerja sama dengan kami, biaya untuk mendapatkan para konsumen baru akan rendah. Huawei adalah salah satu dari tiga vendor handset top dengan pangsa pasar yang besar," tuturnya.

Direktur Penelitian di IDC India, Navkender Singh, mengatakan Huawei memiliki tujuan baik, tapi yang dialami perusahaan memengaruhi kinerja ritelnya.

"Akan ada gangguan terkait pembicaraan perangkat Huawei dan Honor akan memiliki masalah toko aplikasi dan OS. Akan sangat sulit bagi Huawei atau Honor untuk menjual ponsel berdasarkan layanan mereka sendiri. Mereka harus menggandakan upaya untuk India," ungkap Singh.

Bergantung Kepada Developer

Huawei
Huawei P30 Pro. Liputan6.com/Jeko I.R.

Associate Director Counterpoint Research, Tarun Pathak, mengatakan, "Jika Huawei harus melanjutkan dengan Harmony OS dan masalah perang dagang masih belum selesai, mereka harus lebih bergantung kepada para developer lebih dari sebelumnya".

Merek Honor di India juga fokus memperluas portofolio produk perangkat pintarnya, termasuk smart TV, smart audio, dan perangkat IoT lain.

Sementara Huawei, secara terpisah fokus pada perangkat pintar seperti smartwatch di negara Bollywood tersebut.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya