Pemerintah Masih Tunggu Sponsor untuk Proyek Satria

Pemerintah masih menunggu sponsor pendanaan untuk proyek Satelit Republik Indonesia (Satria) yang direncanakan mengorbit pada 2022.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Feb 2020, 18:36 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 18:36 WIB
Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI), Anang Latif.
Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI), Anang Latif. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih menunggu sponsor pendanaan untuk proyek Satelit Republik Indonesia (Satria) yang direncanakan mengorbit pada 2022. Financial closing untuk proyek satelit multifungsi ini ditargetkan rampung pada akhir kuartal I 2020.

"Financial closing kuartal I tahun ini karena prosesnya cukup rumit. Berbeda dengan Palapa Ring yang hanya melibatkan pembiayaan domestik dari bank-bank nasional. Hampir lebih 90 persen perangkat ini memang banyak komponen asing dan pembiayaan pun menghadirkan (lembaga) asing," jelas Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Anang Latif, di Gedung Nusantara I DPR RI, Rabu (5/2/2020).

Sponsor pembiayaan proyek ini berasal dari Tiongkok dan Prancis. Setelah financial closing selesai, kata Anang, konstruksi proyek Satria baru bisa dilakukan.

Terkait dengan pembiayaan dari Tiongkok, Anang berharap tidak ada hambatan. Seperti diketahui, pemerintah Tiongkok saat ini tengah mengatasi penyebaran virus Corona di negara tersebut.

"Kalau pengaruh (virus Corona) pasti ada karena harus ada pertemuan juga. Itu saya sedang menunggu," katanya.

Satelit Satria Bakal Meluncur dengan Roket Falcon 9

Sebelumnya, konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah memilih roket peluncur Falcon 9 milik Space-X untuk meluncurkan Satelit Indonesia Raya (Satria).

Satelit ini ditargetkan meluncur ke orbit pada akhir 2022. Peluncurannya kemungkinan besar akan digelar di Florida, AS.

Proyek Satria ini memiliki kapasitas 150 Gbps yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band. Cakupan layanannya akan mencapai hampir 150 ribu titik layanan publik di seluruh Indonesia. Satelit ini didesain khusus untuk layanan internet.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya